Efek Samping Suplemen Vitamin

K. Tatik Wardayati

Editor

Efek Samping Suplemen Vitamin
Efek Samping Suplemen Vitamin

Intisari-Online.com – Pola diet yang seimbang sebenarnya sudah mengandung cukup vitamin. Karena itu, umumnya anak tidak membutuhkan penambahan vitamin lagi. Namun, pada kondisi yang sangat jarang ada kalanya pemberian suplemen perlu dipertimbangkan, untuk anak vegetarian atau anoreksia misalnya.

Suplemen vitamin dan mineral pada dasarnya aman, tapi tetap saja bisa digolongkan sebagai obat, yang dapat menimbulkan efek racun, terutama vitamin larut lemak. Sebagian nutrien bisa membahayakan kesehatan bila diberikan sebagai suplemen (misalnya betakaroten dengan alkohol atau rokok). Mari kita simak efek yang bisa ditimbulkan oleh beberapa suplemen seperti dimuat pada Bayiku Anakku, berikut ini.

  • Vitamin A

    Vitamin A yang berlebihan akan disimpan di dalam tubuh, dan ini bisa meningkatkan risiko cacat bawaan saat lahir, kerusakan hati, serta menurunkan kerapatan tulang yang selanjutnya menyebabkan kerapuhan tulang (osteoporosis).

    Efek samping: Kebanyakan kasus keracunan vitamin A disebabkan karena konsumsi yang berlebihan. Efek samping itu biasanya berupa rasa mual (nausea) dan muntah, sakit kepala, pusing, penglihatan kabur serta gangguan koordinasi otot. Untuk itu, betakaroten yang bersumber dari tanaman umumnya dianggap lebih aman ketimbang tablet vitamin A. Keamanan suplemen betakaroten juga masih dipertanyakan.

  • Vitamin B6

    Sebelum memutuskan untuk mengonsumsi vitamin ini, bicaralah dulu dengan dokter bila anak menderita gangguan usus (intestinal), penyakit hati, hipertiroiditas, penyakit stickle cell, anemia sel sabit atau bila anak baru saja melampaui suatu masa yang penuh stres akibat sakit berat, luka bakar, kecelakaan, atau baru mengalami operasi.

    Efek samping: Vitamin B6 dosis tinggi, terutama di atas 250 mg/hari, dapat menyebabkan kerusakan saraf.

  • Vitamin C

    Sebelum mengonsumsi vitamin C, bicarakan dengan dokter bila anak menderita batu ginjal, anemia sickle cell (anemia sel sabit), atau menderita kelainan bawaan penumpukan besi (juga bila orang dewasa menderita gout).

    Efek samping: Mengonsumsi vitamin C dosis tinggi (> 2.000 mg/hari) bisa menyebabkan diare, nausea, sakit perut.

  • Vitamin D

    Bicarakan terlebih dahulu dengan dokter bila anak menderita epilepsi, penyakit pembuluh darah, diare kronis, gangguan ginjal, hati, pankreas, usus, sarkoidosis.

    Efek samping: Pemakaian suplemen vitamin D > 2.000 IU/hari untuk jangka panjang berisiko meningkatkan reaksi toksik. Efek sampingnya antara lain, nausea, sakit kepala, buang air kecil berlebihan, hipertensi, penumpukan kalsium di jaringan lunak, kerusakan ginjal.

  • Zat besi

    Jangan mengonsumsi suplemen ini bila anak menderita hepatitis akut, hemosiderosis atau hemokromatosis (peningkatan zat besi), anemia hemolitik atau bila anak memerlukan tranfusi darah berulang. Hubungi dokter sebelum mengonsumsi suplemen ini bila anak menderita ulkus peptikum (tukak lambung), enteritis (radang usus), kolitis, pankreatitis atau hepatitis, atau bila menderita penyakit ginjal atau kelainan pada usus.

  • Kalsium

    Hati-hati mengonsumsi kalsium bila anak menderita gangguan ginjal, konstipasi kronis, kolitis, diare, perdarahan lambung/usus, gangguan irama jantung.

    Efek samping: sembelit (konstipasi) dan sakit kepala. Efek samping yang serius adalah nyeri otot atau tulang, nausea, muntah, dan irama jantung melambat.