Penyebab Unik Obesitas

K. Tatik Wardayati

Editor

Penyebab Unik Obesitas
Penyebab Unik Obesitas

Intisari-Online.com – Kita sudah mengetahui kalau makan terlalu banyak dan tidak berolahraga bisa menjadi penyebab utama obesitas. Tapi, ada banyak penyebab unik lainnya dari kenaikan berat badan. Berada di ruang ber-AC terus, polusi, bahkan obat-obatan bisa menyebabkan kelebihan berat badan. Seperti dikutip dari LiveScience, ada banyak hal tak terduga yang bisa berkontribusi pada obesitas.

Berikut ini hal tak terduga yang dimaksud.

  • Virus flu. Berdasarkan temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics, anak-anak yang terkena virus flu tertentu lebih cenderung menjadi gemuk daripada mereka yang tidak terpapar. Dalam sebuah penelitian terhadap 124 anak, hampir 80 persen dari mereka yang obesitas memiliki berat rata-rata 1,4 kg lebih berat dibandingkan dengan anak yang tidak terpapar.

  • Menggunakan AC. Dalam sebuah artikel tahun 2006 di International Journal of Obesity, dinyatakan ketika orang berada dalam kondisi suhu yang nyaman terus-menerus, tubuh mereka tidak bekerja mengatur dingin atau hangat. Akibatnya, hanya sedikit kalori yang dibakar. Di Amerika Serikat bagian selatan, yang memiliki tingkat tinggi orang gemuk, persentase rumah dengan AC mengalami peningkatan. Pada tahun 1978 hanya 37 persen rumah yang memiliki pendingin udara, tetapi pada tahun 1997 menjadi 70 persen.

  • Memiliki ibu yang bekerja.Anak-anak dengan ibu yang bekerja lebih cenderung menjadi gemuk daripada anak-anak yang tinggal bersama ibu mereka di rumah. University College London mempelajari 8.552 anak pada tahun 1965 dan membandingkan berat badan mereka pada tahun 1991. Mereka menemukan 1.991 anak yang ibunya bekerja lebih cenderung menjadi gemuk daripada anak-anak yang ibunya tinggal di rumah. Namun, para peneliti tidak meneliti asupan makanan atau aktivitas fisik, yang dapat mempengaruhi hasilnya.

  • Kurang tidur.Orang yang kurang tidur semakin berisiko kelebihan berat badan. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Archives of Disease in Childhood menemukan, perubahan hormonal terjadi ketika tubuh tidak cukup istirahat. Kurang tidur bisa merangsang rasa lapar, dan kelelahan yang dapat mengurangi aktivitas fisik, menyebabkan kenaikan berat badan lebih lanjut.

  • Operasi amandel.Para peneliti dari St. Louis University di Missouri menemukan, anak-anak yang mengalami operasi amandel memiliki berat badan lebih. Para peneliti, yang penelitian terakhirnya diterbitkan antara tahun 1970 dan 2009, menemukan peningkatan berat badan dan indeks massa tubuh (IMT) dapat dilihat sampai tujuh tahun setelah operasi amandel. IMT meningkat sebesar 5,5 persen menjadi 8,2 persen setelah operasi. Operasi amandel dapat meningkatkan nafsu makan anak.

  • Terkena cahaya semalaman.Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Science Journal menyatakan, dalam penelitian 8 minggu, berat badan tikus yang terkena cahaya redup di malam hari meningkat sebesar 50 persen dibandingkan dengan tikus yang melewati malam dalam keadaan gelap total. Meskipun kedua kelompok tikus memiliki jumlah makanan dan aktivitas yang sama. Hasil ini bisa berlaku bagi orang yang makan larut malam.

  • Memiliki ibu yang lebih tua.Ibu yang lebih tua cenderung memiliki anak obesitas. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Archives of Disease in Childhood, menemukan anak yang lahir dari wanita berusia 30 tahun ke atas memiliki tingkat lemak 2,6 – 2,8 persen lebih banyak daripada anak-anak yang lahir dari wanita berusia kurang dari 25 tahun.

  • Pencemaran lingkungan.Polusi dapat mempengaruhi metabolisme tubuh, demikian menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Tinjauan Kritis dalam Ilmu Pangan dan Gizi dan International Journal of Obesity. Bahan kimia dalam plastik, bisphenol A dan difenil dan biphenyls, mengganggu endokrin dan berhubungan dengan obesitas karena bahan tersebut mengganggu tanda-tanda hormon.

  • Genetik.Para ilmuwan mengidentifikasi 18 penanda genetik baru yang bisa berperan dalam obesitas dan 13 tanda baru yang dapat menentukan apakah lemak membangun sekitar pinggang atau pinggul.

  • Diet tinggi lemak selama kehamilan.Para peneliti dari Cincinnati University dan Medical College of Georgia menemukan tikus yang diberi diet tinggi lemak lebih mungkin memiliki bayi besar daripada mereka yang diberi diet normal. Lahir besar merupakan faktor risiko obesitas di masa depan. Bayi tikus yang besar karena lemak yang dikonsumsi oleh ibu mereka, menyebabkan plasenta memberikan nutrisi terlalu banyak untuk janin. Para peneliti mengatakan temuan ini bisa berlaku pada manusia.

  • Obat-obatan. Beberapa obat untuk mencegah depresi, diabetes, hipertensi dan kehamilan yang tidak diinginkan dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Penggunaan obat-obatan psikotropika, khususnya anti-depresan, di Amerika Serikat meningkat sekitar 5 persen dari berat badan antara tahun 1988 dan 2002, menurut sebuah penelitian tahun 2009 dalam Critival Reviews in Food Science and Nutrition.