Intisari-Online.com - “Seseorang yang rajin berolahraga masih mungkin untuk terkena serangan jantung apabila dia sudah memiliki ‘bibit’ dari penyakit arteri koroner,” ujar Dr. Reginald Liew, spesialis jantung dari Mount Elizabeth Novena Medical Centre di Singapura.
Salah satu pemicunya adalah cara melakukan olahraga serta pemilihan jenis olahraga yang tidak tepat. Misalnya saja memilih jenis olahraga yang terlalu berat atau berolahraga tanpa melakukan pemanasan dan pendinginan secara bertahap.
Sayangnya, banyak orang yang sudah memiliki bibit penyakit jantung justru berolahraga secara tidak tepat. Menurut Liew, hal ini disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa banyak orang yang tidak pernah menyadari dirinya memiliki penyakit jantung sebelum akhirnya mereka mengalami serangan jantung.
Makanya menjadi wajar jika ditemukan seorang atlet berusia di bawah 30 tahun meninggal secara mendadak saat mereka berolahraga. “Biasanya hal itu disebabkan mereka mengalami penyakit otot jantung, masalah ritme jantung bawaan ataupun akibat kelainan jantung lainnya,” tutur Liew.
Padahal sampai saat ini penyakit jantung masih menjadi salah satu penyebab utama kematian seseorang. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan ada sekitar 17,3 juta orang meninggal karena penyakit jantung pada 2008. Jumlah tersebut mewakili 30 persen dari angka kematian global.
Di Indonesia sendiri, menurut data WHO, pada 2011 penyakit jantung menempati peringkat pertama sebagai penyebab kematian di Indonesia. Jumlahnya mencapai 17,05 persen dari total kematian yang terjadi di Indonesia.
Lalu, bagaimana cara berolahraga yang aman serta cara mencegah penyakit jantung? Simak artikel lanjutannya, ya.