Intisari-Online.com - Seorang karyawan di sebuah media cetak sedikit bingung dengan catatan hasil cek medis yang dilakukan perusahaannya. Di salah satu catatan, ada istilah yang belum dipahaminya: sinus bradikardia. Ini adalah istilah kedua setelah pada cek medis sebelumnya ia diberi catatan sinus aritmia.
Timbul pertanyaan dalam benak pria berusia 42 tahun itu. Mengapa bisa berbeda diagnosisnya dalam dua kali cek kesehatan? Apakah karena pemeriksanya berbeda? Yang penting bagi dia adalah, berbahayakan kedua sinus tadi?
Dr. Janfrional dari meet doctor memberikan penjelasan berikut:
Kondisi aritmia jantung merupakan sekelompok kondisi akibat aktivitas listrik jantung tidak teratur yang menyebabkan detak jantung menjadi lebih cepat atau lebih lambat dari biasanya. Kondisi aritmia jantung umumnya disebabkan oleh gangguan aktivasi normal dari otot jantung (miokardium). Kondisi aritmia ini bisa berasal dari berbagai macam faktor penyebab.
Denyut jantung kita diatur secara alami oleh sekelompok kecil massa sel pada jantung yang disebut nodus sinoatrial (SA node). SA node bisa mengalami gangguan dan mengakibatkan gangguan irama jantung (sinus aritmia). Sinus bradikardia merupakan suatu jenis kondisi spesifik dari kelompok kondisi sinus aritmia.
Bradikardia berarti denyut jantung yang kurang dari 60 denyut per menit. Hal ini biasanya tidak mengancam nyawa atau bahkan tidak menimbulkan gejala tertentu. Pada kondisi seperti ini bisa juga timbul gejala-gejala tertentu seperti: pingsan, rasa ingin pingsan, berkunang-kunang, nyeri dada, dan sesak napas (terutama apabila denyut jantungnya sudah kurang dari 50 denyut per menit). Ketika kondisi ini sudah menyebabkan gejala tertentu, maka tindakan medis atau pengobatan mungkin akan diperlukan.
Pada kondisi seperti ini sebaiknya Anda memeriksakan diri ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah untuk memastikan penyebab kondisi sinus bradikardi-nya serta untuk menentukan apakah kondisi tersebut dilatarbelakangi oleh kondisi penyakit yang lain atau tidak. Dengan demikian dapat ditentukan seberapa besar risiko atau bahaya kondisi ini pada diri Anda. Juga perlu atau tidaknya dilakukan pengobatan atau tindakan medis tertentu.