Advertorial
Intisari-Online.com - Meski kejadiannya di Amerika sana, kita mesti mewaspadai: 70 persen risiko diabetes di AS berkaitan dengan kelebihan berat badan. Berdasarkan data ilmiah individu obesitas dengan IMT yang tinggi memiliki 50 sampai 100 persen peningkatan risiko kematian dibandingkan dengan individu yang memiliki berat badan atau IMT normal.
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan nilai pengukuran berat relatif seseorang terhadap tinggi badannya. IMT merupakan indikator yang paling sering digunakan dan praktis untuk mengukur tingkat kekurangan atau kelebihan berat badan seseorang. Dengan kata lain IMT juga mengklasifikasikan berat badan yang “sehat” dan “tidak sehat”.
IMT merupakan indikator, bukan pengukuran secara langsung dari total lemak tubuh seseorang. Dalam kebanyakan kasus, IMT berkorelasi dengan jumlah lemak tubuh. Artinya, peningkatan nilai IMT seseorang juga turut meningkatkan total lemak tubuhnya.
IMT memang merupakan penilaian yang mudah dan praktis untuk menentukan total lemak tubuh pada kebanyakan orang. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi interpretasi nilai IMT. Faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, etnis, otot tubuh dapat mempengaruhi hubungan IMT dengan total lemak tubuh.
Sebagai contoh seorang binaragawan yang memiliki otot (sedikit lemak) bisa masuk ke dalam kategori "overweight" ketika mereka benar-benar dalam keadaan sehat dan fit. Pada nilai IMT yang sama rata-rata wanita cenderung memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Di sisi lain, orangtua atau lansia mungkin masuk ke dalam kategori berat "normal" padahal sebenarnya mereka memiliki massa otot sedikit dan persentase lemak tubuh yang tinggi.
Beberapa kelompok etnik yang berbeda, dengan konsentrasi lemak tubuh, usia, dan gender yang sama, menunjukkan etnik Amerika kulit hitam memiliki nilai IMT lebih tinggi dari etnik Polinesia dan etnik Polinesia memiliki nilai IMT lebih tinggi daripada etnik Kaukasia, sedangkan untuk Indonesia memiliki nilai IMT berbeda 3.2 kg/m2 dibandingkan etnik Kaukasia.
Bagaimana menentukan IMT? IMT individu dapat dihitung dengan berbagai cara seperti penggunaan rumus-rumus tertentu, tabel atau grafik IMT, dan kalkulator IMT yang tersedia di berbagai situs internet. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
IMT = Berat Badan (kg) / [Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)]
Skor IMT yang termasuk ke dalam kategori normal berada pada kisaran 18,5 sampai 24,9. Skor IMT normal menunjukkan bahwa seseorang berada dalam status berat badan normal untuk tinggi badannya. Sebuah grafik BMI digunakan untuk mengkategorikan seseorang sebagai underweight, normal, kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas.
Tabel 1. Klasifikasi IMT
Klasifikasi | IMT (kg/m2) |
Kurus (Underweight) | <18.50 |
Sangat Kurus | <16.00 |
Kurus Sedang | 16.00 - 16.99 |
Kurus Ringan | 17.00 - 18.49 |
Normal | 18.50 - 24.99 |
Gemuk (Overweight) | ≥25.00 |
Pra-obesitas | 25.00 - 29.99 |
Obesitas | ≥30.00 |
Obesitas kelas I | 30.00 - 34.99 |
Obesitas kelas II | 35.00 - 39.99 |
Obesitas kelas III | ≥40.00 |
Jadi, apa artinya memiliki IMT tinggi (lebih tinggi dari 24,9)? Seperti pernyataan sebelumnya, IMT berkaitan dengan total lemak dalam tubuh dan digunakan oleh para ahli kesehatan untuk skrining kelebihan berat badan dan obesitas pada individu. Informasi ini kemudian dapat digunakan oleh para ahli kesehatan untuk menilai risiko kesehatan pasien.
Nilai IMT yang tinggi merupakan faktor risiko untuk penyakit dan bahkan kematian. Orang dengan skor IMT yang tinggi menunjukkan bahwa mereka kelebihan berat badan atau obesitas dan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk terkena penyakit seperti tekanan darah tinggi, kolesterol, diabetes tipe 2, penyakit jantung, stroke, dan kanker. Bahkan mereka yang memiliki IMT lebih dari normal juga memiliki peningkatan risiko kematian dini, penyakit jantung, penyakit kandung empedu, dan osteoarthritis. Semakin meningkatnya skor IMT seseorang, maka risiko terhadap kesehatannya juga akan meningkat.
Namun, nilai IMT seseorang bukanlah satu-satunya alat yang digunakan oleh para ahli kesehatan untuk menilai risiko kesehatan. Para ahli juga mempertimbangkan lingkar pinggang, tekanan darah, kadar kolesterol, kadar gula darah, riwayat penyakit keluarga, aktivitas fisik, dan aktivitas merokok untuk menilai risiko kesehatan pasien.
Untuk mencapai IMT yang ideal (normal) tentu diperlukan kontrol untuk menjaga berat badan yang sehat. Salah satunya dengan menimbang berat badan Anda secara berkala. Jika berat badan Anda berlebih, maka kurangi berat badan dengan cara mengatur pola makan (2 atau 3 kali sehari) dengan gizi seimbang, perbanyak konsumsi makanan yang sehat terutama sayur dan buah, pilih makanan yang rendah lemak, hindari alkohol, batasi penambahan garam, natrium dan lemak dalam konsumsi makanan Anda.
Selain pola makan, penambahan aktifitas fisik dan olah raga secara teratur selama 30 menit sampai 1 jam dapat membantu membakar lemak berlebih dalam tubuh. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk mengevaluasi IMT Anda, lingkar pinggang, dan faktor risiko lainnya terhadap peningkatan risiko penyakit.