Intisari-Online.com - Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Pada wanita, jika kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37%, maka wanita itu dikatakan anemia.
Wanita hamil memiliki risiko terkena anemia. Salah satu penyebab adalah kekurangan zat besi. Zat besi sendiri merupakan unsur nutrisi penting yang bertugas membentuk hemoglobin, protein dalam sel darah yang membawa oksigen ke seluruh bagian dan organ tubuh. Ketika wanita hamil, tubuh memerlukan zat besi lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan janin dan plasenta. Selain itu, tubuh ibu hamil (bumil) memproduksi darah 40-50% lebih banyak, sehingga tubuh memerlukan zat besi lebih banyak pula untuk mengimbangi kenaikan volume darah tersebut. Ini biasanya terjadi pada trimester kedua dan ketiga.
Anemia akan lebih berisiko terjadi pada ibu hamil yang mual dan muntah hebat di awal kehamilan, karena biasanya hanya sedikit makanan yang bisa masuk. Anemia juga bisa terjadi pada bumil dengan janin kembar, waktu kehamilan yang terlalu dekat dengan kelahiran anak sebelumnya, serta wanita yang sebelum hamil memang mengeluarkan darah dalam jumlah banyak saat menstruasi.
Anemia pada ibu hamil bisa jadi sangat berbahaya. Ibu akan merasa lemas, cepat lelah, badan sering terasa lesu, mudah mengantuk, mata berkunang-kunang, kepala sering pusing, dan sering merasa ingin pingsan. Terlebih lagi, anemia juga dapat meningkatkan kemungkinan keguguran, kelahiran prematur, perdarahan paska persalinan, bayi lahir dengan berat badan rendah, cacat bawaan, hingga kematian pada ibu maupun janin jika anemia terlambat ditangani.
Untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil, sebaiknya periksakan kesehatan saat mulai mempersiapkan kehamilan dan berkonsultasi dengan dokter serta meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti daging sapi, beras merah, dan sayuran hijau seperti bayam, buncis, dan bit.
Selain itu, wanita hamil juga disarankan memperbanyak konsumsi vitamin C dari buah-buahan seperti kiwi, jeruk, stroberi, pepaya, dan brokoli untuk membantu penyerapan zat besi dalam tubuh. Peningkatan konsumsi vitamin C sebanyak 25 - 250 mg dapat meningkatkan penyerapan zat besi sebesar 2 hingga 5 kali. Sedangkan konsumsi makanan yang mengandung fitat, fosfat, tanin seperti teh sebaiknya dihindari karena dapat menghambat penyerapan zat besi.