Dehidrasi Tidak Berbahaya?

K. Tatik Wardayati

Editor

Dehidrasi Tidak Berbahaya?
Dehidrasi Tidak Berbahaya?

Intisari-Online.com – Setiap sel dalam tubuh manusia membutuhkan air agar berfungsi dengan baik. Tidak hanya untuk membantu pencernaan, cairan dibutuhkan untuk mempertahankan suhu tubuh dan melindungi organ internal. Jika kebutuhan cairan belum terpenuhi, maka tubuh akan mengalami dehidrasi.

Sayangnya masih ada beberapa pandangan yang salah tentang dehidrasi. Berikut ini beberapa mitos dan fakta di balik dehidrasi, seperti dilansir oleh Huffingtonpost:

  • Dehidrasi tidak berbahaya. Beberapa orang mungkin hanya mengalami gejala ringan dehidrasi seperti pusing, penurunan jumlah urin atau keringat, dan lainnya. Namun dehidrasi juga bisa parah dan menyebabkan komplikasi serius seperti gagal ginjal, pembengkakan otak, dan kematian. Dehidrasi tidak bisa diremehkan, apalagi jika terjadi pada anak-anak.
  • Merasa haus berarti tubuh mengalami dehidrasi. Tidak selalu. Merasa haus berarti tubuh membutuhkan cairan, tapi bukan berarti mengalami dehidrasi. Meski begitu, minum ketika haus dapat membantu menjaga cairan tubuh tetap terpenuhi. Tubuh manusia cukup kuat menahan haus jika memang harus. Tapi jangan pernah meremehkan rasa haus yang dirasakan. Minum air segera sebelum tubuh menunjukkan gejala dehidrasi sebenarnya.
  • Semua orang perlu minum delapan gelas sehari. Institute of Medicine merekomendasikan mengonsumsi tiga liter cairan per hari untuk pria dan 2,2 liter untuk wanita. Tapi tidak selalu air. Cairan bisa diperoleh dari buah-buahan, sayuran, atau makanan yang kita konsumsi. Jumlah cairan tidak harus selalu diukur dalam cangkir. Namun, tidak semua orang membutuhkan jumlah cairan yang sama setiap hari. Orang dengan kondisi tertentu, seperti gagal ginjal, kebutuhan cairannya dibatasi.
  • Warna urin sebagai tanda dehidrasi. Mengamati warna urin adalah cara termudah untuk mengetahui apakah tubuh kita mengalami dehidrasi atau tidak. Namun, beberapa suplemen dan makanan juga dapat mempengaruhi warna urin kita.
  • Tidak ada istilah “terlalu banyak minum air”. Seperti halnya dehidrasi, kelebihan cairan juga bisa berbahaya. Tapi ini cukup langka. Mengonsumsi terlalu banyak air dapat menyebabkan kondisi yang disebut hiponatremia. Ini terjadi ketika natrium dalam tubuh menjadi encer dan menyebabkan sel membengkak. Beberapa gejalanya termasuk mual, muntah, sakit kepala, merasa lemah, dan dapat menyebabkan koma.
  • Orang yang berolahraga perlu minuman olahraga. Jika kita berolahraga hanya selama satu jam atau kurang, kita tidak membutuhkannya. Minum air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan. Namun jika kita seorang atlet, campuran air dengan gula dan natrium dapat membantu menjaga jumlah cairan dalam tubuh dan menjaga kita dari dehidrasi. Jangan terlalu sering mengonsumsi minuman olahraga dalam kemasan karena di dalamnya terdapat zat aditif yang justru berbahaya bagi kesehatan. Sebaiknya membuat minuman olahraga sendiri yaitu campuran gula dan natrium.
  • Kopi dapat menyebabkan dehidrasi. Kopi dapat menyebabkan dehidrasi ketika kita minum terlalu banyak. Kafein dalam kopi menyebabkan tubuh mudah mengeluarkan cairan dan membuat kita rentan terhadap dehidrasi. Menurut Mayo Clinic, asupan 500 miligram kafein sehari (setara dengan lima cangkir kopi) dapat meningkatkan risiko dehidrasi.
Nah, kini kita tahu mana mitos yang salah tentang dehidrasi, yang justru dapat membahayakan tubuh kita. (*)