Angkot Listrik Diuji Penggunaannya di Kota Bogor

Moh Habib Asyhad

Editor

Angkot Listrik Diuji Penggunaannya di Kota Bogor
Angkot Listrik Diuji Penggunaannya di Kota Bogor

Intisari-Online.com -Angkuta kota (angkot) menjadi salah satu fokus perhatian Wali Kota Bogor terpilih Bima Arya Sugiarta. Sebagai langkah awal, Pemerintah Kota Bogor kabarnya sedang mengkaji penggunaan angkot listrik sebagai pengganti angkot yang masih menggunakan BBM.

“Mobil listrik dipilih menjadi salah satu alternatif karena dianggap ramah lingkunga, hemat, dan rendah tingkat kecelakannya,” ujar Arya dalam audiensi dalam tim mobil listrik, Selasa (13/5), di Balai Kota Bogor. Seperti diberitakan oleh Kompas.com, acara tersebut juga dihadiri oleh Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor, Suharto, juga East Java Representative PT Grain, Syukur Hidayat.

Lebih lanjut, Wali Kota Bogor yang baru saja terpilih itu ingin mensinkronkan moda transportasi yang ada di Kota Bogor saat ini dengan menerima pelbagai masukan yang bisa diandalkan.

Lebih murah

Melihat kondisi moda transportasi yang ada di kotanya saat ini, Arya mendaku penggunaan angkutan umum berbahan listrik atau BBG merupakan pilihan yang sedang dipertimbangkan. Saat ini pihaknya tengah melakukan penggarapan dengan tekun sistem angkutan umum yang ramah lingkungan. Dan angkot listrik tampaknya menjadi alternatif yang tepat.

Di tempat lain, Manager Pemasaran PT Grain, Haryanto Setiawan mengatakan mobil listrik menjadi salah satu alternatif yang menarik karena banyaknya keuntungan dibandingkan mobil konvensional. Perusahaan tersebut tengah mengembangkan mobil dengan energi listrik. Mobil listrik dipilih karena keunggulannya.

“Low noise, low accident, low cost, dan low emission,” ujar Haryanto.

Dengan biaya Rp10.000, mobil listrik dapat melaju sejauh 100 kilometer. Dngan perhitungan biaya listrik yang dikeluarkan untuk mengisi baterai maksimal 6 jam.

"Saat ini kami sedang berkonsentrasi di Pulau Jawa. Karena Pulau Jawa dan Bali merupakan pulau dengan konsumsi BBM paling tinggi di Indonesia dengan jumlah penggunaan mobil pribadi paling tinggi," kata Haryanto. (Kompas.com)