Intisari-Online.com -Menjadi negara tidak menjadi kebutuhan dasar akan rumah tidak terpenuhi dengan baik. Arab Saudi, misalnya. Siapa tidak kenal kekayaan negara penghasil minyak ini, tapi seperti Indonesia, Arab Saudi ternyata kekurangan stok rumah murah untuk warganya yang berpenghasilan kecil.
Banque Saudir Fransi (BSF) menyebut, difisit rumah terus membengkak hingga mencapai 1,65 juta unit dalam enam tahun terakhir.
Defisit rumah yang kian meningkat itu juga didorong oleh rendahnya pasokan serta meningkatnya permintaan yang melonjak sebanyak dua kali lipat sejak 1988 atau tumbuh 2 persen per tahun. Dengan demikian, BSF memperkirakan, Pemerintah Arab Saudi dan para pengembang baik swasta maupun “pelat merah” harus membangun sekitar 275.000 unit rumah per tahun hingga 2015 mendatang.
Seperti yang diberitakan Kompas.com pada Selama (20/5), saat ini, sebagian warga Arab Saudi masih tinggal di rumah kontrakan. Meningkatnya harga sewa dan kegagalan memenuhi kualifikasi perbankan untuk mendapatkan kredit perumahan membuat banyak warga Arab Saudi kesulitan memiliki rumah.
Selain itu, harga tanah dan biaya konstruksi yang tinggi juga dituding sebagai biang keladi kurangnya pasokan rumah.
Pemerintah tak tutup mata
Meski demikian, masih ada patut mendapat acungan jempol. BSF bahkan mencatat upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Arab Saudi untuk mengurangi kendala pasokan. Bulan April lalu, mereka telah mengalokasikan dana subsidi Rp166 triliun untuk membantu warga berpenghasilan rendah mendapatkan dana membeli rumah.
Pemerintah juga terus mengatasi defisit perumahan melalui pelaksanaan reformasi kebijakan. Pada 2011, kustodian Dua Masjid Suci Raja Abdullah bin Abdulaziz mengalokasikan Rp 754,7 triliun untuk pembangunan 500.000 rumah murah.
Melalui Kementerian Perumahan, Raja Abdullah juga meluncurkan program nasional untuk menentukan siapa yang berhak atas tanah dan pinjaman serta mengatur sewa rumah murah untuk menjaga harga tetap rendah.(Baca juga: Bertukar Rumah Demi Liburan Murah 1, 2, & 3)
Selain itu, jumlah pinjaman yang ditawarkan Dana Pembangunan Properti, ditingkatkan dari Rp905 juta menjadi Rp1,5 miliar pada 2011. Selanjutnya, pemerintah menetapkan kriteria kelayakan untuk membuat aplikasi pinjaman yang mudah dan dapat diakses oleh semua warga negara Arab Saudi.
Dukungan lainnya adalah investasi besar-besaran dalam proyek-proyek infrastruktur seperti pembangunan kota, pembangunan ekonomi dan pembangunan utilitas lainya. (Kompas.com)