Intisari-Online.com -Pukul 03.00 WIB, Jumat (13/6) kick off Piala Dunia akan ditiup. Tigapuluh dua tim ikut serta meramaikan perayaan sepakbola dunia empat tahunan tersebut. Tidak hanya pemain dan penikmat sepakbola para pembuat Bracuza bola Piala Dunia Brazil 2014, di Pakistan juga harap-harap cemas menunggu bola-bola buatan mereka ditendang.
Sepakbola Pakistas memang tidak menyertakan wakilnya di Piala Dunia 2014, tapi untuk diketahui, Brazuca bola Piala Dunia 2014 adalah buatan para perajin di Forward Sports Factory, Kota Sialkot, Pakistan.
Sialkot sendiri memiliki sejarah panjang dalam memproduksi bola berkualitas. Konon, pada zaman penjajahan Inggris, seorang tukan sepatu diminta memperbaiki bola yang bocor tertusuk. Kesempatan ini, oleh si pereparasi bola tadi, digunakan untuk belajar membuat bola sekaligus.
Dewi Fortuna sepertinya berpihak pada orang tersebut; dengan bendera Forward Sports Factory, usahanya terus berkembang seiring waktu. Sejak 1995, Adidas menjalin kerja sama dengan perusahaan pembuat bola ini, untuk selanjutnya menjadi pemasok tetap bola berkelas dunia untuk Liga Champions, Bundesliga Jerman, dan Piala Dunia.
Dengan upah minimun 10.000 ruper, sekitar Rp1,2 juta per bulan, para pekerja yang sebagian besar perempuan itu bisa menghasilkan bola yang harganya mencapai 160 dollar AS (sekitar Rp2,1 juta). Para pekerja tersebut membuat Brazuca sangat cepat; memulai dari potongan poliuretan (polyurethane) datar putih berbentuk baling-baling yang diwarnai dan direkatkan pada kantong karet berbentuk bola.
Selanjutnya, jahitan disegel, bola dipanaskan, dan dikompresi untuk menghasilkan bentuk yang sempurna. Panas yang dihasilkan mengikat setiap bagian bola menjadi satu. Untuk keseluruhan proses diperlukan waktu sekitar 40 menit, sehingga dalam waktu satu jam, perusahaan tersebut mampu menghasilkan 100 bola.(Baca juga: Bagus dan Stabilkan Bola Piala Dunia 2014?)
Gulshan Bibi, salah seorang perajin Brazuca bola Piala Dunia 2014, seperti dilansir Kompas, mengaku tidak sabar segera menyaksikan Piala Dunia 2014. “Kami tidak sabar menunggu bola kami ditendang Neymar (penyerang Brasil). Kami sangat bangga.” Ujar Gulshan.