Intelijen AS: Malaysia Airlines MH17 Ditembak Jatuh Rudal Milisi Pro-Rusia

Ade Sulaeman

Editor

Intelijen AS: Malaysia Airlines MH17 Ditembak Jatuh Rudal Milisi Pro-Rusia
Intelijen AS: Malaysia Airlines MH17 Ditembak Jatuh Rudal Milisi Pro-Rusia

Intisari-Online.com - Sebuah analisis awal intelijen AS meyakini Malaysia Airlines MH17 ditembak jatuh rudal milik pemberontak pro-Rusia. Namun, Pemerintah AS masih terus memeriksa bukti-bukti yang ada.

"Terdapat sejumlah indikasi (pemberontak yang menembak jatuh MH17), tetapi belum ada keputusan final," kata seorang pejabat AS yang tak ingin disebutkan namanya.

Para analis militer dan intelijen masih sibuk berkutat dengan data satelit dan data-data lainnya, tetapi semua pertanyaan yang muncul seputar insiden ini belum terjawab.(Baca juga:Malaysia Airlines MH17 Jatuh Ditembak Rudal: Saat Rudal Canggih Lepas dari Induknya)

Namun, dari analisis awal, diduga pesawat Malaysia Airlines MH17 yang ditembak jatuh rudal yang membawa 295 orang penumpang dan awak itu ditembak rudal SA-11, sebuah varian umum dari rudal darat ke udara Buk buatan Rusia.

Keyakinan soal ditembaknya MH17 juga disampaikan Duta Besar AS untuk PBB, Samantha Powers, yang menyatakan rudal itu ditembakkan dari wilayah timur Ukraina yang dikuasai pemberontak.

Pesawat itu sedang terbang di ketinggian 33.000 kaki atau sekitar 10.000 meter ketika jatuh. Ketinggian terbang Malaysia Airlines itu masih dalam jarak jelajah rudal buatan Rusia yang dimiliki baik oleh Ukraina maupun Rusia itu.

Sistem persenjataan rudal darat ke udara Buk dikenal "sangat sulit" dan membutuhkan latihan rutin untuk dapat menggunakannya karena operator radar harus menyamakan koordinat dengan petugas peluncuran rudal.(Baca juga:Malaysia Airlines MH17 Jatuh Ditembak Rudal: Pemberontak Sebut Indonesia Setelah Tembak Pesawat)

Militer Ukraina juga memiliki sistem persenjataan Buk, tetapi tidak ada bukti apa pun yang menunjukkan Kiev mengerahkan persenjataan itu di wilayah lokasi jatuhnya Malaysia Airlines MH17 yang ditembak jatuh rudal. Begitu juga dengan Samantha Power. (kompas.com)