Intisari-Online.com -3 November 1957, untuk pertama kalinya Uni Soviet mengirim makhluk hidup untuk mengorbit Bumi. Bukan manusia, tapi seekor anjing bernama Laika. Untuk mengenang Laika, makhluk hidup pertama yang pergi ke luar angkasa, pemerintah Rusia membangun sebuah monumen kecil di dekat pusat penelitian militer di Moskwa pada 2008 silam. Dan 3 November 2014 ini adalah tepat 57 tahun kematiannya.
Penerbangan Laika menggunakan pesawat Sputnik 2 sejatinya dimaksudkan untuk menguji keamanan perjalanan luar angkasa bagi manusia. Tapi hasilnya kurang menggembirakan, karena Laika harus meninggal sesaat setelah pesawat luar angkasa Rusia mengorbit. Secara luas, beredar kabar bahwa kematian Laika karena kehabisan oksigen.
Laika sejatinya adalah anjing liar yang banyak berkeliaran di jalan-jalan Moskwa. Ia dipromosikan sebagai kosmonot dengan berbagai pertimbangan: ukuran tubuhnya yang kecil dan sikapnya yang tenang. Sejatinya ada 36 anjing yang dikarantina untuk jadi kosmonot, dan sudah terbang sebelum Laika, tapi hanya untuk penerbangan sub-orbital.
Meskipun berakhir dengan kematian Laika, misi ini justru dianggap sebagai pembuka pintu bagi Uni Soviet untuk terus mengeksplorasi luar angkasa, yang waktu itu jauh meninggalkan Amerika Serikat. Sedikit informasi, sebulan sebelumnya Uni Soviet telah menerbangkan pesawat Sputnik.
Beberapa media silih berganti memberitakan kematian Laika; antara mengejek Uni Soviet dan rasa iba terhadap si anjing. Menanggapi simpang-siur pemberitaan, seorang pejabat Soviet buru-buru membuat klarifikasi. Kepada TIME, pejabat itu bilang “Orang-orang Rusia sangat mencintai anjing. Dan ini dilakukan bukan untuk kekejaman, tapi untuk kepentingan manusia.”
Terkait Laika, salah seorang rekan-manusia-nya dalam program luar angkasa mengenangnya sebagai anjing yang baik. “Laika adalah anjing yang tenang, dan menawan,” tulis Dr Vladimir Yazdovsky, si rekan itu, dalam bukunya tentang obat-obatan luar angkasa. Dia bahkan berjanji ingi melakukan hal-hal baik untuk Laika. “Dia memiliki sedikit waktu untuk hidup,” tuturnya kepada AP. (TIME)