Intisari-Online.com -Pelayanan kesehatan di Indonesia kini mengakomodasi metode asuhan paliatif bagi penderita penyakit yang mengancam jiwa (life-threatening conditions). Metode ini merupakan salah satu bentuk asuhan multidisiplin yang berfokus pada peningkatan kualitas hidup pasien. Caranya, dengan melakukan pencegahan dan upaya meringankan penderitaan deteksi dini, pengkajian menyeluruh, penanganan nyeri dan masalah lain baik fisik, psikososial, dan spiritual.
Para tenaga medis di Rumah Sakit Dokter Soetomo termasuk pihak yang merintis penerapan metode ini di Indonesia. Namun, pihak yang selama ini dikenal menerapkan asuhan paliatif secara komprehensif adalah Yayasan Rumah Rachel (YRR).
Terhitung sejak tahun 2006 YRR merupakan satu-satunya organisasi nirlaba di Indonesia yang memberikan asuhan paliatif bagi anak-anak penderita penderita kanker stadium akhir dan HIV/AIDS. Hal ini sejalan dengan konsep WHO yang mendefinisikan asuhan paliatif sebagai pendekatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarganya.
Salah satu contoh, asuhan paliatif diberikan yang diberikan adalah pengendalian rasa nyeri yang diderita pasien, bukan penyembuhan. Hal ini dilakukan tidak hanya melalui pemberian obat-obatan, namun juga bentuk perhatian yang terkadang diabaikan oleh para kerabat dan keluarga terdekat pasien. Karena itulah, asuhan paliatif tidak hanya berorientasi pada pasien tetapi juga pada keluarganya. Asuhan ini diberikan sejak awal perjalanan penyakit, tahap kuratif, jelang ajal, hingga pasca meninggal.
Sebagai pendekatan multidisiplin, pemberian asuhan paliatif juga mempunyai beberapa tujuan.
Pemberian asuhan paliatif memerlukan beberapa aspek penting: keperawatan, medis, konseling, asuhan spiritual, asuhan spiritual, kesejahteraan sosial, terapi okupasi, fisioterapi, perawatan pribadi, bantuan rumah, dan relawan. Tak heran jika kemudian dalam praktiknya asuhan paliatif memang memerlukan keterlibatan banyak pihak. Keluarga utama, tetangga, keluarga besar, dokter, perawat, rumah sakit, farmasi/apoteker, kelompok dukungan sebaya, dan LSM merupakan pihak-pihak yang ikut terkait pemberian asuhan paliatif.
Susi Susilawati, SKM, anggota Tim Perawat Yayasan Rumah Rachel, menuturkan, kemitraan dengan para pihak merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai asuhan paliatif. Sebab, pelaksanaannya membutuhkan partisipasi para pihak. “Kemitraan juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dan juga kuantitas asuhan paliatif di Indonesia,” kata dia.
Yayasan Rumah Rachel sendiri selama ini sudah menangani sedikitnya 139 pasien di seluruh Jakarta. Dari jumlah itu 44 orang di antaranya merupakan penderita kanker stadium akhir, selebihnya adalah penderita HIV/AIDS. Karena bersifat bebas biaya, pelayanan Yayasan Rumah Rachel lebih mengutamakan pasien anak-anak yang berasal dari keluarga miskin.