Intisari-Online.com – Penyebab mengompol pada orang dewasa sering dikaitkan dengan penyakit atau gangguan serius. Dalam kasus yang jarang terjadi, mungkin ada hubungan dengan masalah genetik. Kebiasaan aneh ini juga dikenal sebagai nocturnal enuresis.
Pasien yang didiagnosis dengan nocturnal enuresis primer mengidap kondisi ini sejak kecil. Nocturnal enuresis primer hanya 1 persen dari populasi, sedangkan yang sekunder atau dewasa, mempengaruhi 2 persen dari populasi. Apa penyebab mengompol pada dewasa selama tidur, simak paparan dari Livestrong berikut ini.
- Sleep apnea. Orang yang menderita sleep apnea, menderita obstruksi jalan napas yang mengganggu pernapasan pada malam hari. Kondisi ini juga dapat menyebabkan nocturnal enuresis. Orang dewasa yang sudah berumur lebih mungkin mengalami sleep apnea daripada yang lebih muda, apalagi mereka yang mengalami obesitas lebih besar risikonya mengalami kondisi tersebut. Untungnya, sleep apnea masih dapat diobati.
- Sembelit kronis. Sembelit kronis dapat menyebabkan nocturnal enuresis sekunder pada orang dewasa. Ketika perut sudah penuh, akan membuat tekanan pada kandung kemih. Sembelit kronis juga dapat mengurangi kapasitas volume kandung kemih.
- Penyebab genetik. Anak-anak yang memiliki orang tua yang menderita enuretik berisiko 77 persen terkena penyakit yang sama. Jika hanya satu orangtuanya yang menderita kondisi ini, risiko turun menjadi 44 persen. Kondisi ini akan terus terjadi sampai anak-anak beranjak dewasa.
- Diabetes. Diabetes, terutama diabetes insipidus, dapat menyebabkan mengompol di usia dewasa. Pasien dengan diabetes insipidus menghasilkan volume urin yang besar. Ini yang dapat menyebabkan peningkatan produksi nocturnal enuresis. Diabetes insipidus juga terjadi ketika ada ketidakseimbangan hormon dalam tubuh atau ketika ginjal gagal memproses hormon tertentu. Kondisi ini dapat diobat dengan obat atau terapi hormon.
- Diuretik. Diuretik adalah obat yang melindungi tubuh dari kelebihan garam dan cairan. Dokter kadang-kadang meresepkan diuretik pada pasien dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Peningkatan urinasi dan nocturnal enuresis dapat menjadi efek samping diuretik. Pasien yang mengalami efek samping ini harus memberitahu dokter agar dosis obat diturunkan.
Ketahui kondisi tubuh Anda sendiri untuk mencari tahu semua keluhan yang dirasakan. Tetap sehat. (*)