Intisari-Online.com - Obesitas kini menjadi penyakit yang perlu diwaspadai. Tidak hanya bagi orang dewasa namun juga bagi anak dan remaja. Konsekuensi dari peningkatan berat badan/obesitas antara lain intoleransi glukosa yang dapat mengarah pada diabetes, gangguan metabolisme lemak, polycystic ovary syndrome (PCOS), hipertensi, dan berbagai gangguan lain.
Sebuah data menunjukkan bahwa 25 persen anak dengan obesitas menunjukkan gejala intoleransi glukosa. Dengan kata lain berpotensi menderita diabetes di masa mendatang. Hal ini pada anak terkait dengan peningkatan kematian prematur di bawah usia 55 tahun.Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan, yang terjadi ketika konsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan tubuh. Obesitas melibatkan beberapa faktor seperti genetik, psikis, dan lingkungan seperti perilaku gaya hidup. Pada anak dan remaja, obesitas perlu dicegah.
Dr Aman B. Pulungan, SpA(K), Ketua 2 Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam acara Buka Puasa Bersama Zespri Kiwifruit dengan tema "Konsumsi Buah dan Sayur Teratur bagi Anak untuk Hindari Diabetes dan Obesitas", mengatakan bahwa obesitas dapat dicegah dengan melakukan langkah 5-2-1-0. Ini artinya konsumsi buah dan sayur lima porsi sehari, jangan duduk lebih dari dua jam, lakukan aktivitas fisik selama satu jam tiap hari, dan 20 menit kegiatan olahraga minimal tiga kali seminggu serta batasi konsumsi gula dan lebih banyak air mineral.
Fakta bahwa 93.6 persen penduduk Indonesia berusia di atas 10 tahun masuk dalam kategori kurang makan buah dan sayur harus segera diatasi dengan mulai membiasakan diri konsumsi buah dan sayur secara teratur. (*)