Intisari-Online.com – Definisi kecantikan berbeda di setiap bangsa, setiap masa. Identifikasi kecantikan bisa menyangkut wajah, rambut, badan, kulit, atau "kaki lotus" bagi perempuan Cina kuno.
Bukti mutakhir arkeologis menunjukkan, kosmetik untuk wajah dan perkakas untuk mencampur wewangian badan sudah dipakai perempuan Mesir sejak 4000 tahun SM (about.com: investors).
Tak lama berselang, 3000 SM, rambut perempuan Mesir mulai terkena perawatan. Ada model keriting, ada semacam wig, dan banyak hiasan semacam jepit dari gading.
Pada saat itu, orang Cina sudah mulai mewarnai kuku seperti kuteks zaman sekarang. Sampai di masa Kekaisaran Roma, muncul beberapa tempat penataan rambut dan rumah cukur baik bagi perempuan maupun laki-laki (Paula Black, The Beauty Industry: Gender, Culture, Pleasure, 2004).
Rupanya inilah cikal bakal dari salon penataan rambut yang kemudian berkembang menjadi tempat perawatan tubuh dan kecantikan.
Di Eropa abad XVI, kiblat kecantikan adalah Ratu Elizabeth I yang senantiasa berpipi merah.
Dari Keraton ramuan kecantikan itu disebarkan kepada para bangsawan. Di kalangan rakyat jelata, para ahli herbal menemukan ramuan untuk menyembuhkan luka, menghilangkan noda, dan ujung-ujungnya mempercantik kulit.
Di Amerika, kaum Indian mengenal akar tanaman dan rempah-rempah, sedangkan imigran asal Meksiko membawa serta adonan untuk mengobati penyakit kulit yang konon berasal dari kencing hangat seorang bocah laki-laki (Reiss, 1998).
Ini lantas diperkaya dengan bawaan para budak asal Afrika Barat yang juga berbahan baku herbal.
Di antara pendatang dari Eropa terdapat imigran asal Spanyol dan Prancis yang membawa sikat rambut karya cipta pada leluhur (500 SM) yang ditemukan dalam lukisan gua di Altamira, Spanyol, dan Perigord, Prancis.
Mendekati akhir abad ke-19, dunia kecantikan berkembang. Arsip media cetak di AS menunjukkan iklan produk-produk kosmetik dan wewangian.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR