Intisari-Online.com – Memotong rambut secara simpel saja bisa menjadi pemicu stres bagi seseorang yang memiliki cacat kognitif atau fisik.
Suara keras dari pengering rambut dan bau menyengat bisa memicu seorang penderita autisme, dan masalah pintu pun bisa menjadi sulit bagi yang memakai kursi roda.
Tapi, seorang penata rambut di Minnesota ingin mengubahnya dengan membuka salon yang mudah diakses siapa saja.
Memiliki anak tiri berusia sembilan tahun, Maddy, yang menggunakan kursi roda karena kelainan tulang belakang, Cat Rongitsch tahu secara langsung bagaimana ruang yang tidak terjangkau seperti salon rambut bisa menjadi halangan bagi anak tirinya itu.
“Kami telah mencoba lewat pintu belakang, atau membawa tangga sendiri, atau menggunakan lift barang, tapi tetap saja tidak bisa karena mereka tidak menyiapkannya untuk dia yang cacat,” kata Rongitsch, yang juga memiliki anak perempuan berusia tiga tahun yang berisiko tinggi autisme, meski belum teruji.
Rongitsch lalu membuat salon “berjalan” untuk anak-anak yang merasa stres dengan salon tradisional.
“Semua orang sangat membutuhkan tempat yang aman yang tidak akan membuatnya gila, dan sering kali itu berarti memanggil seseorang,” katanya.
Namun, Rongitsch tetap memimpikan tempat di mana setiap orang bisa merasa aman dan nyaman memotong rambutnya di luar rumah.
Rongitsch lalu membuat rencana untuk membuka Dignified Beauty di St. Paul, Minnesota.
Pintu dan jalan setapak dibuatnya memiliki banyak ruang untuk kursi roda, dan lantai yang bertekstur untuk memudahkan orang tuna netra menjelajahi tempat itu.
Suasana seperti spa dibuat di Dignified Beauty yang tidak akan memicu penderita autisme. Musik keras akan diganti dengan musik klasik. Penata rambut akan menggunakan pengering rambut yang tenang dan bersuara lembut.
Mainan dan selimut akan membuat pengunjungnya tetap tenang. Ruang aman akan tersedia jika ada orang yang merasa terganggu oleh suara, bau, atau sentuhan.
Untuk stafnya, Rongitsch akan mencari orang dengan “hati yang penuh cinta untuk setiap orang”, katanya.
Para penata rambutnya akan belajar bagaimana menangani pelanggan yang tidak suka orang lain menyentuh rambut mereka.
Mereka juga akan memberikan penghormatan tinggi kepada setiap pelanggannya, tidak seperti orang asing yang mengabaikan Maddy.
“Orang lain yang tidak yakin apakah cacat fisik atau cacat mental yang dialami, maka mereka akan berbicara dengan saya dan bukan dengan orangnya, si penderita langsung,” kata Rongitsch.