Cegah Kanker Payudara dengan 'Sadari'

K. Tatik Wardayati

Editor

Cegah Kanker Payudara dengan 'Sadari'
Cegah Kanker Payudara dengan 'Sadari'

Intisari-Online.com – Kanker payudara sebenarnya bisa dicegah. Sebelum melakukan mammogram, wanita dapat mengetahui dengan melakukan pemeriksaan sendiri payudaranya apakah ada benjolan atau tidak. Dengan mengetahui adanya benjolan pada payudara sejak dini, maka pengobatan dapat dilakukan secepatnya. Adanya benjolan bisa diketahui lewat pemeriksaan payudara sendiri yang disebut SADARI. Pemeriksaan yang hanya membutuhkan beberapa detik ini relatif mudah dilakukan, sehingga tiap wanita dipastikan bisa melakukannya.

“SADARI sedikitnya dilakukan satu bulan sekali saat tidak sedang datang bulan. Wanita berusia diatas 20 tahun sebaiknya mulai melakukan pemeriksaan ini karena berisiko lebih besar terkena kanker,” kata onkolog Dr. Martha Roida Manurung dari RS. Dharmais, Jakarta.

Pemeriksaan SADARI lebih baik dilakukan saat sudah selesai datang bulan. Hal ini dikarenakan kondisi payudara saat menstruasi lebih keras, dibanding saat sedang tidak datang bulan. Akibatnya wanita tidak bisa membedakan keras payudara karena pertumbuhan sel kanker atau pengaruh hormon.

Pemeriksaan SADARI usai datang bulan juga memudahkan wanita membedakan benjolan karena tumor atau merupakan kelenjar susu. Benjolan karena tumor, kata Martha, memiliki tingkat kekerasan yang lebih tinggi. Benjolan ini juga tidak tersebar di seluruh payudara. Kondisi ini jelas berbeda dengan kelenjar susu yang memiliki tingkat kekerasan lebih rendah, dan tersebar merata di seluruh organ payudara.

“Sebaiknya lakukan dengan jarak 10-20 hari sejak hari pertama menstruasi. Walau jelas berbeda, bukan hal mudah membedakan benjolan pada payudara wanita. Karena itu periksalah sesegera mungkin saat sudah selesai menstruasi,” kata Martha. Ia juga menyarankan wanita meminta bantuan tenaga layanan kesehatan primer bila tidak merasa yakin.

Selain sangat mudah, SADARI memiliki sensitifitas hingga 90 persen. Hal ini dikarenakan wanita memeriksa tubuhnya sendiri, sehingga tidak perlu merasa malu. Kondisi ini memudahkan wanita merasakan bila ada yang tidak beres dengan payudaranya.

Benjolan yang ada selanjutnya bisa segera dikonsultasikan ke dokter. “Sebanyak 9 dari 10 benjolan yang ada biasanya bukan kanker. Karena itu periksakan segera supaya selekasnya mengetahui kondis benjolan dan memperoleh terapi,” jelas Martha.

Berikut ini langkah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI:

  • Tubuh menghadap cermin dan kedua tangan di pinggul. Sambil berkaca perhatikan bentuk dan ukuran payudara, serta warna putingnya. Ukuran dan bentuk payudara yang umumnya tidak sama antara kanan dan kiri. Bila salah satunya berubah bentuk sebaiknya wanita perlu waspada.
  • Angkat tangan ke atas dan perhatikan kembali penampakan payudara. Pada posisi ini perhatikan apakah ada lesung, luka, atau keriput pada kulit payudara. Posisi ini juga memungkinkan untuk kembali melihat apakah puting berubah posisi.
  • Tekan puting payudara. Pada tahap ini bisa dilihat apakah puting mengeluarkan cairan kekuningan, kemerahan, atau darah. Cairan yang keluar menandakan adanya perubahan dalam sel payudara. Wanita harus segera berkonsultasi ke dokter bila puting mulai mengeluarkan cairan.
  • Periksa payudara dengan gerak memutar. Pemeriksaan pada tahap ini berada dalam posisi tangan diangkat. Bila yang diangkat tangan kanan, maka pemeriksaan dilakukan pada payudara yang sama. Gerakan memutar dimulai dari puting, hingga batasan payudara kanan dan kiri. Pemeriksaan juga sebaiknya meluas sampai ketiak.
Semua tahapan sebaiknya dilakukan dalam posisi berdiri, duduk, dan tidur dalam kondisi payudara licin. Hal ini untuk meyakinkan ada tidaknya benjolan dalam payudara wanita. “Saat ini wanita usia 20 tahun sudah ada yang terkena kanker payudara. Karena itu, jangan ragu melakukan pemeriksaan segera dengan SADARI,” kata Martha. (kompas.com)