Intisari-Online.com -Masih banyak ibu-ibu yang kurang perhatian dengan perkembangan gigi anak-anaknya. Kira-kira seperti itu temuan yang didapat oleh Prof. Dr. Drg. Hj. Melanie S. Djamiel, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universtias Trisakti. Pemeriksaan gigi, baru dilakukan ketika ada keluhan gigi sakit yang diderita oleh anaknya.
“Sebaiknya mengenalkan perawatan gigi sudah dilakukan sejak dini, saat anak memasuki golden age atau masa-masa di mana si anak mulai mengenal lingkungannya”, ujar Melanie. Terkait mengajarkan anak menyikat gigi sejak kecil, Melanie percaya, bahwa kebiasaan ini akan terus terbawa hingga tua.
Pernyataan Melanie mendapat dukungan dari drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent, MDSc., yang sekaligus Profesional Marketing Manager Oral Care PT. Unilever Indonesia, Tbk.Dalam acara Bulan Kesehatan Gigi Nasional di Universitas Trisaksi (28/10), dokter gigi berparas ayu tersebut dengan tegas menolak asumsi masyarakat yang mengatakan bahwa gigi susu tidak penting.
“Tidak benar bahwa peranan gigi susu tidak penting. Ia adalah pondasi awal tumbuhnya gigi-gigi tepat saat beranjak besar nanti. Merawatnya sejak pertama muncul adalah langkah awal merawat gigi agar tetap sehat,” kata Mirah.
Kerusakan gigi susu dapat menyebabkan rasa sakit dan abses. Gigi yang tanggal sebelum waktunya akan menyebabkan tulang rahang tumbuh dengan tidak maksimal.
Memperkenalkan cara membersihkan gigi sejak dini menjadi sangat penting adanya. Tidak perlu menggunakan sikat dan pasta gigi terlebih dahulu, karena di usia-usia itu banyak sangat rentan terpapar bahan kimia, cukup dengan jari si ibu.
Saat si bayi sudah mulai memasukkan segala sesuatu ke mulutnya itu bertanda sudah mulai ada gigi yang tumbuh. Waktu ini dianggap waktu yang tepat untuk mulai mengajarkan menyikat gigi—dengan sikat gigi khusus balita.