Intisari-Online.com – Orang yang menikah akan hidup lebih lama dan lebih sehat daripada sendiri. Penelitian menunjukkan kemungkinan itu benar. Penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang menikah, terutama pria, lebih sedikit yang meninggal lebih awal dan lebih sedikit yang meninggal akibat penyakit jantung atau stroke. Lalu, bagaimana dengan orang yang berkomitmen panjang namun mereka masih belum juga menikah?
Para peneliti memaparkan apa yang bisa jadi sehat karena pernikahan.
- Perilaku aman. Pasangan menikah mengambil sedikit risiko dan penyalahgunaan zat, bahkan kurang daripada jika mereka hanya tinggal bersama. Demikian menurut Christopher Fagundas, PhD, psikolog dan peneliti di The Ohio State University.
- Terhubung secara sosial. Jika sudah menikah, idealnya itulah hubungan terdekat. Ada pasangan dan ada sumber dukungan terdekat. Sementara, orang-orang yang sendirian dan tidak bahagia dapat menerima risiko isolasi sosal yang dapat menyebabkan depresi dan mengabaikan kesehatan seseorang.
- Membantu kesehatan. Psikolog UCLA, Theodore Robles, PhD., mengatakan pasangan adalah sebuah kekuatan besar yang berpengaruh dalam perilaku sehat. Merekalah yang mempengaruhi kita tidak boleh makan itu, tidak boleh minum ini. Ini berarti pasangan kita dapat membantu kita mempertahankan kebiasaan sehat. Orang-orang yang berada dalam hubungan perkawinan bahagia juga lebih mungkin untuk mengikuti anjuran dokter mereka.
Cinta dan dukungan yang tidak terukur, bagaimanapun diterjemahkan ke dalam diri kita untuk merawat lebih baik ketika kita memiliki seseorang yang memberikan kebahagiaan kita. Mengenakan cincin saja tidaklah cukup. Pernikahan yang lebih baik berarti kesehatan yang lebih baik.
Berada dalam pernikahan bahagia bisa menjadikan diri tidak sehat. Mengapa? Salah satu alasannya karena stres kronis dari pernikahan yang buruk dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, dan wanita paling rentan untuk ini.
Wanita lebih sensitif terhadap permusuhan dalam hubungannya daripada pria. Pasangan yang bermusuhan karena perbedaan pendapat menunjukkan perubahan tajam dalam hormon stres dan luka tidak sembuh dengan cepat. Demikian menurut Kiecolt – Glaser. Singkatnya, permusuhan dapat menghambat sistem kekebalan tubuh untuk pasangan dengan masalah hubungan kronis. (WebMD)