Jaga Kesehatan dan Penampilan dengan Sauna

K. Tatik Wardayati

Editor

Jaga Kesehatan dan Penampilan dengan Sauna
Jaga Kesehatan dan Penampilan dengan Sauna

Intisari-Online.com – Mau sehat dan menarik? Cobalah mandi uap atau sauna. Dengan berpanas-panas di dalam ruangan tertutup, racun-racun dalam tubuh akan ramai-ramai keluar bersama keringat. Rasa lelah hilang. Penampilan pun tak kusut lagi. Namun, sebelum memulainya, dianjurkan untuk memeriksakan kondisi kesehatan terlebih dahulu pada dokter.

Kalau Anda menjalani mandi uap atau sauna, secara berurutan Anda akan melakukan hal-hal berikut:

  • Fase pertama: fase panas kering. Pada fase ini kita melakukan pembersihan kulit.
  • Fase kedua: fase panas lembab. Untuk mencapai fase ini terapis menyiram air ke batu untuk menciptakan udara panas lembab. Ketika kondisi tersebut tercapai, kita telah memasuki inti dari mandi sauna. Tubuh akan segera berkeringat. Setelah cukup waktunya, kita bisa melap tubuh, atau membiarkan keringat mendingin dan mengering di tubuh, karena keringat diperlukan untuk cooling down. Biasanya setelah berada di dalam ruang sauna selama 8 – 10 menit, kita harus beristirahat selama 20 menit untuk pendinginan (cooling down). Lalu, kit abisa mengulanginya kembali. Tetapi di steam cabinet Anda bisa menghabiskan waktu antara 15 – 30 menit tanpa diputus, barulah cooling down.
  • Fase ketiga: fase cooling down. Setelah beristirahat selama 20 menit, tibalah saatnya kita mengakhiri mandi uap dan sauna. Mandilah dengan air dingin. Tujuannya, agar mekanisme cooling down tercapai. Kalau tidak, tubuh akan mengalami over stretch atau over work. Bila tidak tahan dengan air dingin, cooling down dilakukan bertahap. Misalnya, memerciki tubuh dengan air mulai dari dada, punggung, dan leher, secara bertahap. Pada saat cooling down terjadi pengerutan pembuluh darah, dan jantung akan memompa dengan lebih lambat, dan tekanan darah menaik.
Setelah mandi uap dan sauna, sebaiknya banyak minum air putih atau teh herbal. Bisa pula makan buah yang banyak mengandung kalium, seperti pisang atau apel. Tujuannya, untuk menggantikan pengeluaran cairan yang mengandung mineral (kalium) yang keluar melalui keringat. (Intisari, Juli 2003)