Intisari-Online.com - Stres yang kita alami akan menimbulkan reaksi secara terus-menerus yang membuat tubuh akhirnya melepaskan bahan kimia stres.
“Nah, lepasnya bahan ini akan menciptakan perubahan biologis. Jika kita mengalami stres secara konstan, sedikit demi sedikit tubuh akan rusak,” ujar Dr. Vivian Diller, Ph.D pada Huffington Post.
Berikut ini kerusakan-kerusakan tubuh yang dapat terjadi jika kita alami stres:
Pekerjaan yang rentan stres bisa merusak sel. Orang yang pekerjaannya berkaitan erat dengan stres akan lebih cepat pendek telomernya. Telomer merupakan bagian ujung sel DNA, yang bisa menyebabkan sel mati atau rusak.
Antisipasi stres bisa mempercepat penuaan sel. Penelitian yang dilakukan di Amerika menyebutkan, bahkan ketika orang berusaha mengantisipasi stres, hal itu bisa meningkatkan risiko penuaan dini.
Stres merusak otak. Stres kronis terbukti berkontribusi pada meningkatnya penyakit alzheimer. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa stres yang lebih berat menjadikan otak sebagian perempuan menua lebih cepat dibanding laki-laki.
Stres mengurangi kemampuan penglihatan dan pendengaran. “Produksi adrenalin yang berkepanjangan dan terus-menerus membuat pembuluh darah menyempit, yang bisa berhubungan dengan berkurangnya kemampuan melihat untuk sementara dan mendengar,” ujar Diller.
Stres menyebabkan gaya hidup tak sehat. Selain kerusakan fisik yang ditimbulkan, stres juga membuat kita jadi kurang peduli pada diri sendiri. “Biasanya, orang yang stres lebih sulit makan, kurang berolahraga, lebih banyak minum (mabuk), dan kemungkinan besar tergantung pada obat-obatan,” imbuh Diller.
Salah satu solusi mencegah stres adalah dengan meningkatkan kebiasaan hidup sehat. Olahraga secara teratur akan melindungi penuaan dini otak. Sebaliknya, kurang tidur akan mempercepat penuaan dini. Seiring makin bertambahnya usia, asupan nutrisi yang bagus menjadi hal yang penting. (Hasuna/tabloidnova.com)