Migren, Musuh Bebuyutan Manusia

Moh Habib Asyhad

Editor

Migren, Musuh Bebuyutan Manusia
Migren, Musuh Bebuyutan Manusia

Intisari-Online.com -Sering kali kita merasa sakit kepala, tapi hanya sebagian. Kadang kadan, kadang juga yang kiri. Tidak hanya sekali-dua, gangguan ini sering sekali muncul di waktu yang tidak tepat. Orang-orang menyebutnya migren.

Prang Prancis menyebutnya migraine, diambil dari bahasa Yunani hemicranium yang artinya nyeli pada salah satu kepala. Sejak zaman Hiprocates, sampai saat ini, tidak ada kejelasan apa sebab asli migren. Beberapa dokternya menyebutnya disebabkan oleh sirkulasi darah ke otak yang terganggu.

Mula-mula terjadi penyempitan pembuluh darah di otak. Kemudian pembuluh darah itu melebar hinga terjadi kelebihan suplai darah ke otak. Akibatnya, kepala menjadi cekot-cekot.

Meski tidak jelas apa sebab aslinya, tapi para ahli sudah ramai-ramai mengurai pencetusnya. Salah satunya adalah terjadinya perubahan cuaca, dari panas ke dingin atau sebaliknya.

Selain itu, kelelahan mental dan fisik juga memicu terjadinya migren. Kelelehan fisik ini bisa karena tidur yang kurang, juga terlalu lelah karena pekerjan. Kurang makan dan kualitas makanan juga harus diperhatikan, terutama yang terlalu banyak mengalami pemrosesan dan kandungan bahan kimia yang ada di dalamnya.

Ada beberapa ciri seseorang itu tengah terserang migren.

- Sakit kepala hanya pada salah satu sisi.

- Mual dan muntah.

- Peka terhadap cahaya/suara.

- Gangguan penglihatan.

- Serangan biasanya terjadi selama 4-27 jam bisa juga lebih.

- Tangan dan kaki dingin dan berkeringat.

- Saat kondisi sudah parah, penglihatan menjadi berkunang-kunang.

Harus diperhatikan, setiap orang berpotensi terkena migren. Tidak pandang bulu, baik laki-laki maupun perempuan. Hanya saja, perempuan lebih rentan terkena, besar kemungkinan karena hormon estrogen berpengaruh langsung terhadap pelepasan serotonin (perangsang penyempitan pembuluh) di otak.

Artikel ini pernah rilis di Intisari edisi Menu Sehat, 3?Th.II/2005. Ditulis oleh Cisca Setiawan dengan judul "Migren Musuh Bebuyutan Manusia".