Intisari-online.com - Sudah tiga bulan Indah Hapsari menderita gatal-gatal di sekujur tubuh. Bentuk gatal-gatalnya bervariasi. Kadang mirip kaligata dan biduran, kadang mirip eksim. Indah pun berpikir dia kena alergi kulit. Tiga kali dia ke dokter spesialis kulit tapi tak kunjung sembuh jua. Pada kunjungan keempat, sang dokter kulit menyarankan Amir untuk memeriksakan giginya yang berlubang ke dokter gigi. Hah, kulit gatal-gatal malah dirujuk ke dokter gigi?
Pada dasarnya Indah memang punya gigi yang berlubang. Jumlahnya pun tidak tanggung-tanggung, yakni empat buah. Akhirnya, sesuai rujukan sang dokter kulit, Indah ke dokter. Giginya yang berlubang itu sebagian ditambal, sebagian dicabut.
Ajaib. Setelah giginya tidak bermasalah lagi, alergi kulit yang kerap membuatnya garuk-garuk dengan ekstrim pada siang dan malam hari itu berangsur sembuh. "Itu bukan hal yang aneh. Bakteri yang sudah masuk ke pembuluh darah kadang memang menyebabkan kulit gatal dan bentol," ujar drg. Linda Kisman yang berpraktik di kawasan Mustika Jaya, Bekasi.
Penyebaran penyakit dari gigi ke organ lain di dalam tubuh bisa dijelaskan melalui teori fokal infeksi. Fokal infeksi adalah suatu infeksi kronis di suatu tempat yang kemudian memicu penyakit di tempat lain. Misal, gigi berlubang menyebabkan kulit gatal. Ini karena racun dan kotoran yang tumbuh di gigi berlubang menyebar lewat pembuluh darah ke kulit.
Infeksi dari gigi berlubang tidak hanya akan menyebar ke kulit. Pada taraf yang lebih kronis, bisa menyebar ke jantung, ginjal, otak, atau organ dalam lain. Bahkan, jika racun sampai menyebar ke otak, nyawa menjadi taruhannya. "Infeksi pada gigi berlubang juga bisa menyebabkan kemandulan," ungkap Linda.
Oleh karena itulah, kita sebaiknya jangan pernah malas merawat gigi. Sebab risiko yang mengancam sangatlah berbahaya. Tidak hanya nyeri saat gusi membengkak, tapi juga penyakit-penyakit berbahaya lain.