Setiap 6.5 Detik Satu Orang Meninggal karena Rokok

Mohamad Takdir

Editor

Setiap 6.5 Detik Satu Orang Meninggal karena Rokok
Setiap 6.5 Detik Satu Orang Meninggal karena Rokok

Intisari-Online.com - Merokok menjadi salah satu faktor yang dapat mempercepat kematian. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), setiap 6,5 detik satu orang meninggal karena rokok. Riset juga menyebutkan, orang mulai merokok pada usia remaja; dengan persentase 70% perokok memulai di usia remaja.Disampaikan oleh dr. Susanti dari Medical Center Kompas Gramedia dalam sebuah forum internal korporat, Rabu (5/3), ternyata perokok tidak cuma terbagi perokok aktif (primer) dan perokok pasif (sekunder) saja."Ada tiga jenis perokok. Umumnya yang diketahui adalah perokok aktif dan pasif, yang satunya adalah perokok tersier. Sesuai penelitian, perokok tersier kasusnya terjadi ketika sekumpulan orang merokok di dalam sebuah ruangan, asap yang memenuhi ruangan itu akan menyebarkan racun. Racun menempel di ruangan, kemudian meracuni orang berikutnya yang masuk ruangan," terang dr. Santi, "Kadang asap sudah tidak ada, tapi racun tetap tinggal di ruangan."(Baca juga: Remaja Merokok Dewasa Tulangnya Keropos)"Untuk menghentikan kebiasaan merokok, yang paling penting itu motivasi dari diri sendiri," tambahnya.Ia menyarankan beberapa cara mudah dan manjur untuk berhasil stop merokok, yang disingkat 5D. Sebagai berikut penjelasannya.1. Distract: Tiap kali timbul keinginan merokok, kita alihkan pikiran kita pada hal-hal lain dan kerjakan kegiatan lain.2. Delay: Jangan langsung merokok hingga berbatang-batang. Dengan menunda, lambat laun diharapkan agar keinginan merokok hilang.3. Deep breath: Menarik napas panjang dapat membantu menahan keinginan mengisap rokok.4. Drink/eat something: Kadangkala kita merasa lapar atau haus lalu mengasosiakannya dengan keinginan merokok. Oleh karena itu, cobalah makan atau minum sesuatu. 5. Doctor: Langkah ini adalah langkah terakhir, sebaiknya diambil setelah keempat cara sebelumnya sudah dilakukan tapi gagal. Pergi ke dokter untuk berkonsultasi.(National Geographic)