Intisari-Online.com -Narapidana tidak serta merta menjadi baik dan tidak mengulangi kejahatannya saat ia keluar dari penjara. Tampaknya hal itu benar-benar dipahami oleh otoritas penjara China dengan menciptakan kota dalam penjara. Tujuan penjara China gunakan kota palsu adalah agar narapidana dengan masa hukuman lama beradaptasi dengan kehidupan modern.
(Sarapan Jangan Asal Sarapan, Ada Kriteria Menu yang Mesti Kita Perhatikan)
Bertempat di sebuah penjara di Beijing, penjara China yang menggunakan kota palsu ini memilki fasilitas seperti supermarket, kafe internet, hingga stasiun kereta bawah tanah tiruan. Fasilitas ini, khususnya, diperuntukkan bagi narapidana dengan masa hukuman minilam 20 tahun.
“Proyek ini bertujuan untuk memberikan pandangan mikro dari masyarakat yang ada sekarang,” ungkap seorang penjaga penjara, Liang Chiu, seperti dikutip dari Odditycentral, Senin (23/2).
(Perempuan Transgender Ini Meninggal karena Dipaksa Masuk ke Penjara Laki-laki)
Chiu menambahkan, narapidana kerap mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dnegan kehidupan di luar setelah ia bebas. Oleh karena itu, mereka diajarkan bagaimana menggunakan kartu bank, menggunakan ponsel, komputer, dan transportasi umum. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, program ini bertujuan untuk mengurangi potensi kejahatan yang akan dilakukan narapidana setelah ia bebas dari penjara.
Meski demikian, para narapidana tidak lantas bisa menggunakan fasilitas tersebut langsung, sesaat setelah mereka dijebloskan dalam penjara. Program ini hanya dapat diikuti oleh narapina tiga bulan menjelang dibebaskan. Dalam program tersebut, narapidana akan diajarkan berbagai keterampilan bersosialisasi seperti membeli sayur menggunakan kartu kredit.
(Cara Penjara Norwegia Cegah Narapidananya Kembali Lakukan Kejahatan Ini Bisa Dicontoh Indonesia)
Dari pemaparan salah seorang yang terlibat di dalamnya, Zhu Guanghua, program ini muncul setelah ada kejadian seorang mantan narapidana yang tewas bunuh diri gara-gara gagal beradaptasi dengan dunia luar penjara—yang jauh berbeda dengan saat ia dijeblokskan penjara.
“Narapidana itu terkejut ketika menemukan kartu kredit dapat digunakan untuk membayar tagihan di supermarket, dan begitu ada gesekan dengan istrinya dan akhirnya bercerai, segera diikuti oleh fakta bahwa ia tidak cocok untuk pekerjaan di mana saja karena kurangnya pemahaman dasar tentang banyak hal. Beberapa saat kemudian ia bunuh diri," tutur Zhu.
Zhang Min, seorang narapidana yang harus menginap di balik jeruji besi selama 15 tahun, mengaku banyak mendapat manfaat melalui program ini. Karena terlalu lama diasingkan dari dunia luar, ia tidak dapat mengoperasikan komputer. Bahkan ia tidak bisa membayangkan ada orang yang dapat menggunakannya untuk membaca berita.