Intisari-Online.com - Sesuai dengan namanya, monumen ini ditemukan di dasar laut Yonaguni, tepatnya di selatan Pulau Ryukyu sekitar Okinawa, Jepang. Monumen ini merupakan bangunan dari batu yang hingga saat ini masih menjadi perdebatan apakah terbentuk secara alami, atau secara alami yang kemudian diperbaiki manusia, atau memang 100% buatan manusia.
-sambungan-
Ahli geologi dari Universitas Ryukyu Jepang bernama Masaaki Kimura telah meneliti lokasi monumen ini selama lebih dari 15 tahun dan ditemukan bahwa usia situs ini adalah lebih dari lima ribu tahun. Situs ini pun menurutnya adalah akibat dari gempa bumi yang dahsyat pada 2000 tahun lalu. Namun, Teruaki Ishii, geologiwan dari Tokyo University menyataan bahwa Monumen Yonaguni berasal dari 10.000 tahun lalu.
Pendapat lain menyebutkan bahwa monumen ini memang terbentuk secara alami, namun kemudian digunakan dan diperbaiki manusia. Ini dapat terlihat dari batu paras yang ada berbentuk bagus, dasar paralel dengan lapisan yang terpisah. Bagian pada dinding pun dianggap memiliki permukaan datar dan horizontal yang alami yang kemudian runtuh menjadi vertical ketika batu di bawahnya terkena erosi.
Patrick, D. Nun, professor kelautan dari University od the South Pacific juga menambahkan dari hasil pembandingannya antara struktur monumen dengan tebing di atas permukaan laut, monumen Yonaguni terbentuk melalui proses alam.
Lalu, sebenarnya monumen dasar laut yaitu Monumen Yonaguni ini memang terbentuk secara alami atau ada campur tangan manusia, ya? (Evi Larasati dalam “101 Peninggalan Misterius dan Legendaris di Dunia”. Penerbit: Gramedia Widiasarana Indonesia)
Penulis | : | Monalisa Darwin D |
Editor | : | Monalisa Darwin D |
KOMENTAR