Intisari-Online.com -Kipas angin sudah dinyalakan pada kapasitas penuh, namun kamar kita masih terasa panas. Terlalu besarkah kamarnya? Salah! Jawaban yang benar adalah karena sirkulasi udara belum mencukupi. (BACA JUGA:Menciptakan Kamar Pribadi Berasa Hotel) Ruangan yang ideal adalah yang memiliki ventilasi yang mengalir dari bawah ke atas. Alirannya juga terus menerus sehingga kita merasa nyaman karena selalu mendapatkan udara "baru". Masalahnya, tak jarang halaman rumah sempit sehingga aliran udara hanya dari satu dinding. Bisa jadi karena kita harus berbagi tembok dengan tetangga, seperti yang terjadi di kompleks perumahan. Pergantian udara di ruangan semacam ini sangat lamban sehingga kita banyak menghirup kembali CO2 yang keluar dari paru-paru. Itulah sebabnya, walaupun kipas sudah dihidupkan, udara yang kita hirup masih tetap sama. Bahkan kandungan CO2-nya bertambah sedangkan O2 berkurang, sehingga terasa gerah. Bagaimana cara mengatasinya? Bila di atas terdapat atap genteng, maka kita bisa buatkan lubang angin sederhana berukuran sekitar 40 x 40 cm dan tinggi 20 cm. Sisi yang terbuka ditutup dengan kasa kawat agar nyamuk dan tikus tidak bisa melewatinya. Genteng di atasnya bisa diganti dengan genteng kaca (cukup dua buah) supaya matahari bisa "menengok" ruangan di atas plafon. (BACA JUGA:Warna Kamar Ternyata Berpengaruh Pada Suasana Hati Anak) Lalu, bagaimana jika di atas kamar kita ada ruangan lain?
Kita buatkan lubang angin di sisi bawah pintu. Di tempat lain, sejajar dengan pintu, kita pasang kipas sirkulasi. Masalahnya, berapa kapasitas kipas sirkulasi yang efektif? Pertama kita hitung volume ruangan. Misal panjang = 4 m, lebar = 3 m, dan tinggi = 2,5 m. Jadi, volume ruangan, V = 4 x 3 x 2,5 = 30 m3. Kemudian, menurut penelitian, Faktor Pergantian Udara (FPU) adalah sebagai berikut: