Intisari-Online.com - Walaupun harganya relatif masih mahal, saat ini, produsen perangkat elektronik masih gencar memasarkan tablet pc (komputer sabak). Di Indonesia sendiri terdapat berbagai jenis komputer sabak, baik buatan luar maupun dalam negeri.
Bagi mereka yang memilikinya, komputer sabak tentu memiliki fungsi penting, walau hanya untuk hiburan, atau sekadar gengsi. Bagi yang sudah memiliki anak, mereka cenderung menganggap komputer sabak dapat berguna untuk anak mereka.
Hal ini berdasarkan temuan terakhir yang menyatakan bahwa 39 - 45 persen orangtua yang memiliki anak berusia 2 - 10 tahun merasa komputer sabak menawarkan teknologi yang berguna untuk meningkatkan kecerdasan anak. Hanya 12 - 15 persen yang merasa perangkat elektronik ini menganggu atau hanya berguna untuk hiburan.
Anak sendiri biasanya cenderung cepat merasa nyaman dalam menggunakan komputer sabak, walau hanya untuk menulis dan menggambar. Keberadaan media tradisional seperti pensil warna atau krayon tentu saja tidak terganti. Namun, komputer sabak memberikan hal lain berupa motivasi untuk belajar serta memberikan kesempatan mereka untuk berimajinasi. Salah satu penelitian juga menemukan bahwa murid yang menggunakan komputer sabak 30,5 persen memiliki nilai lebih besar dalam ujian aljabar dan 11 persen dalam bidang bahasa.
Nah, setelah yakin bahwa komputer sabak bermanfaat dan ingin membelikan khusus untuk anak, tentunya ada masalah lain: tidak mudah memilih jenis komputer sabak yang sesuai. Dari berbagai jenis komputer sabak, untuk mempermudah, dalam artikel ini hanya akan dibagi dua jenis, yaitu komputer sabak konvensional dan komputer sabak yang diperuntukan khusus bagi anak.
Keduanya tentu memberikan kelebihan dan kekurangan. Untuk ukuran, komputer sabak untuk anak biasanya berukuran 3,3 – 5 inci. Tentu saja ini cukup kecil apabila dibandingkan dengan komputer sabak konvensional yang 10 inci. Penggunaan stylus pada komputer sabak anak-anak juga terkadang menyulitkan karena memerlukan tekanan yang lebih besar untuk dapat berfungsi pada layar.
Masih dari sisi perangkat keras, baterai yang tahan lama tentu menjadi perhatian. Dalam hal ini, komputer sabak untuk anak-anak dapat diunggulkan. Contohnya, salah satu produsen yang menciptakan komputer sabak anak-anak yang mampu menyala selama 13,7 jam.
Untuk urusan perangkat lunak, komputer sabak konvensional tentu saja memiliki pilihan aplikasi yang lebih banyak. Tentu saja ini dapat menghindari rasa bosan, menemukan pilihan aplikasi yang lebih sesuai, dan dalam jangka panjang, apabila komputer sabak masih tetap digunakan saat anak telah dewasa, pilihan aplikasi yang “lebih dewasa” juga tersedia.
Setelah memilih, kini saatnya memperhatikan penggunaan komputer sabak oleh anak. Ketika menggunakan, ada baiknya orangtua dapat mendampingi. Dengan cara ini, selain dapat mengawasi apa yang dilakukan anak, orangtua juga dapat menjadi bagian dari lingkungan belajar anak.
Mengenai waktu penggunaan, Jeannie Galindo dari Manatee County School di Florida, Amerika Serikat, memberikan beberapa saran. Dia merekomendasikan waktu 30 menit untuk anak berusia 4 - 5 tahun, satu jam untuk anak usia 6 - 7 tahun, dan dua jam untuk anak usia sekolah. (ehow)