Intisari-Online.com - Sebagai penyedot listrik hampir 20% dari total konsumsi listrik di sebuah bangunan, sudah sepatutnya dilakukan penghematan terhadap tata cahaya ruangan. Hal ini bisa ditempuh dengan berbagai cara. Bisa dengan memanfaatkan sinar gratis dari matahari, atau juga memilih produk penerangan yang hemat energi.
Philips - sebagai salah satu produsen produk penerangan terbesar di dunia - menjawab permasalahan itu. Setelah sukses mengajak masyarakat untuk hemat energi melalui transformasi pemakaian lampu pijar ke lampu hemat energi, kali ini PT Philips Indonesia memamerkan produk penerangan terbarunya, yaitu lampu light-emitting diode (LED).
Pada 13 April lalu di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat, Philips Indonesia yang diwakili oleh Sinta Marino, Product Application & Green Mark Manager, menjelaskan mengenai teknologi kiwari di bidang pencahayaan ini.
Teknologi LED, menurut Marino, berbeda dengan teknologi lampu pada umumnya. “Bisa dibilang, LED bukanlah lampu,” kata Marino. Hal itu karena LED tidak menggunakan metode filamen yang terbakar untuk menghasilkan cahaya.
LED menggunakan energi dari loncatan elektron dari satu sisi ke sisi yang lainnya. Energi inilah yang menghasilkan cahaya. “Karena tidak ada yang terbakar itu pula, lampu LED mempunyai usia yang panjang, sekaligus tidak menghasilkan panas yang signifikan,” kata Ryan Tirta Yudhistira, senior Marketing Manager Philips Lighting Commercial. “Dengan teknologi tata cahaya berbasis LED, penggunaan energi listrik yang bisa dihemat mencapai 50% dari total energi,” kata Marino.
Selama ini Philips juga telah membantu industri yang ingin menerapkan penerangan hemat energi di gedungnya. Sebagai contoh, Philips membantu Audi memperbaiki gedung perkantoran tiga lantai mereka di Jerman dengan konsep pencahayaan yang modern dan efisien, dengan biaya yang lebih murah dan ramah lingkungan. “Saat ini, Audi bisa melakukan penghematan biaya energi hingga 58%,” jelas Riris, Marketing Manager, Professional Government, Industry & OEM, Philips Lighting Commercial.
Jembatan Suramadu adalah contoh bagus bagaimana pencahayaan LED dari Philips telah membantu mentransformasi bangunan publik menjadi suatu objek yang menarik, tanpa harus mengonsumsi energi besar.Contoh lain yang mengagumkan adalah Air Mancur di Palembang. Pencahayaan LED dari Philips telah mengubah air mancur tersebut menjadi sebuah pemandangan yang indah pada malam hari, lantaran cahaya warna-warni yang dipancarkannya.
Seberapa besar penghematan lampu LED? Coba bandingkan ini: lampu pijar memiliki 10 - 20 Lm/W dan lampu CFL (lampu tabung) 50 - 60 Lm/W. Sementara lampu LED sebesar 105 Lm/W. Untuk menghasilkan 500 lumen cahaya, misalnya, lampu pijar butuh 40 watt listrik. Sementara CFL hanya butuh 11 watt. Lampu LED butuh sekitar 5 watt. Hemat kan?
Jadi, lampu hemat energi sekarang beralih ke LED.