Implan Elektronik Mampu Hilang Otomatis

Jeffrey Satria

Editor

Implan Elektronik Mampu Hilang Otomatis
Implan Elektronik Mampu Hilang Otomatis

Intisari-Online.com - Para peneliti di University of Illinois di Urbana Champaign dan para peneliti dari Tufts University mengklaim berhasil menciptakan sebuah implan elektronik yang dapat hilang dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu. Untuk membuktikannya, para peneliti mengimplan sebuah sirkuit ke dalam tikus. Benar, sirkuit tersebut secara otomatis hilang dalam waktu 15 hari saja! Penelitian ini dipublikasikan di dalam jurnal Science.

Selama ini para peneliti biomedis memiliki kesulitan untuk melakukan implan elektronik, karena jaringan tubuh manusia memang tak cocok untuk implan jangka panjang. Oleh karena itu, implan yang hilang secara otomatis setelah selesai penggunaanya, dinilai efektif.

Dalam mengembangkan implan elektronik ini, para peneliti membalut setiap implan dengan bahan sutra. Alhasil, karakter bahan dari implan tersebut akan mengkristal, dan bisa hilang secara otomatis dalam hitungan detik hingga puluhan tahun.

Sedang bahan elektronik yang terbungkus oleh sutra terbuat dari pita silikon yang ukurannya sangat kecil. Bahan ini disebut juga dengan nanomembran. Material ini pernah digunakan untuk membuat transistor uji coba, diode, dan sel foto untuk dasar yang fleksibel. Bila silikon konvensional membutuhkan waktu ribuan tahun untuk hilang di dalam tubuh, maka nanomembran hanya membutuhkan waktu beberapa minggu saja! Wow!

Hingga kini, para peneliti belum mencoba implan elektronik tersebut ke tubuh manusia. Namun penggunaan komponen implan elektronik tersebut sudah mendapat persetujuan pemerintah untuk digunakan dalam keperluan medis. Ya, bahan seperti sutra, magnesium, dan silikon memang sudah umum digunakan dalam pengobatan. Hanya saja, bahan-bahan tersebut harus diujicobakan kembali, karena sistem biologis biasanya lebih rumit.

Jeffrey Borenstein, peneliti dari Charles Stark Draper Laboratory di Massachusetts mengungkapkan kekagumannya pada hasil penelitian ini. “Demonstrasi ini sungguh luar biasa,” ujarnya. Ia juga menambahkan, untuk aplikasi yang lebih spesifik – kepada tubuh manusia – material-material yang digunakan harus dievaluasi, agar performa setiap implan elektronik lebih maksimal.

Salah satu tantangan para peneliti ialah menemukan cara untuk memberi tenaga pada implan elektronik tersebut. Pada produk prototipe, implan elektronik ditenagai oleh kumparan RF. Sayangnya, kumparan RF terlalu sensitif terhadap orientasi dan gerakan. Ini tentunya akan menyulitkan implan untuk melakukan kerjanya dengan maksimal bila ditanam pada pasien yang suka bergerak.

Dengan kemajuan penemuan ini bisa dipastikan, para dokter tampaknya tak perlu lagi repot-repot mengontrol pasien. Betul begitu dok? (technologyreview.com)