Intisari-Online.com - Terdapat satu komponen besar pada konsep energi terbarukan yang sering diabaikan. Meski kita bicara tentang sumber energi terbarukan yang berasal dari angin, matahari dan hidro-elektrik, tapi ada satu fakta yang kerap luput dari mata, yaitu baterai yang digunakan untuk menyimpan energi yang dihasikan oleh pembangkit-pembangkit tersebut tidak termasuk dalam konsep “terbarukan”.
Tapi sekarang, ScienceBlog memberitahu adanya sekelompok peneliti dari Rice University dan City College of New York yang berhasil menemukan suatu cara untuk mengganti kobalt pada katoda baterai lithium-ion dengan katoda yang dibuat dari purpurin, zat yang seluruhnya berasal dari tumbuhan. Purpurin sebelumnya dikenal sebagai pewarna tekstil sejak abad 1500 SM, dan kadang juga digunakan sebagai bahan jamu.
Katoda baru ini tidak akan meningkatkan jangkauan mobil listrik atau meningkatkan waktu isi ulang. Akan tetapi katoda ini akan membuat baterai lebih bersahabat dengan lingkungan, sebuah alasan yang bisa membuat mobil listrik semakin jadi pilihan.
Kepala penelitian ini, Arava Leela Mohana Reddy menyatakan “Saat ini, fokus dari kebanyakan penelitian masih pada baterai konvensional, salah satunya dalam hal peningkatan kapasitas. Padahal, ada hal penting lainnya yang kerap dilupakan, yaitu isu keberlanjutan dan kemampuan daur ulang.”
Bahan yang digunakan untuk baterai tidak hanya tidak terbarukan, tapi proses mengubah bahan tersebut menjadi baterai juga sangat rumit dan sangat tidak hemat energi. Sedangkan purpurin yang digunakan sebagai bahan katoda memberikan manfaat lain, terutama menyangkut dampak lingkungannya yang rendah.
Reddy juga menyatakan bahwa komponen kimia yang digunakan untuk baterai dengan purpurin sebagai katoda sangat sederhana, bahkan limbah pertanian dapat digunakan sebagai komponen baterai. Daur ulang adalah kelebihan lain yang dimiliki purpurin yang harus dipertimbangkan karena merupakan hal yang sangat sulit dilakukan pada tipe lithium-ion.
Sekarang para peneliti juga sedang mencari bahan organik lainnya untuk mengganti komponen-komponen baterai lainnya, yang masih menggunakan komponen kimia. Kini Reddy dan rekan-rekannya berharap dapat menemukan prototipe baterai yang seluruh komponennya terbuat dari bahan organik. (DigitalTrends)