Intisari-Online.com - Anda tentu sepakat bahwa Google memudahkan hidup Anda. Informasi didapat dengan mudah dengan bantuan mesin pencari ini. Belum lagi fitur-fitur yang disediakan Google, seperti Google Calendar, Anda tidak perlu memeras ingatan kapan Anda harus menghadiri rapat penting, misalnya.
Ada juga Google Analytics, yang membantu menganalisis lalu lintas situs Anda, sehingga strategi marketing bisa dioptimalkan hanya dengan sekali klik. Google Images juga fitur yang banyak membantu; jika Anda lupa nama tempat atau nama lukisan di hadapan Anda, tinggal jepret, dan biarkan Google menebaknya untuk Anda.
Google Maps tidak kalah bermanfaatnya. Jangan khawatir tersesat, karena Anda bisa mendapatkan rute yang dibutuhkan dengan bantuan Google di ponsel Anda. Bingung dengan bahasa asing? Tenang, ada Google Translator.
Meski begitu, Anda harus menyimak sebuah penelitian yang dilakukan oleh Moran dan Firth yang dipublikasikan ScienceMag.org ini. Penelitian tentang perilaku online (daring) dewasa ini ternyata menemukan adanya hubungan antara penggunaan Google dan menurunnya memori. Hal itu karena orang tidak lagi menggunakan kemampuan memori seperti sebelum era internet dan Google.
Dahulu sebelum ada Google, sumber informasi masih terbatas, dan orang harus mencarinya dengan membaca buku dan sumber tertulis lain. Ketika dia harus mengingat suatu hal, orang mencari cara mengoptimalkan memori itu. Salah satunya adalah dengan membuat visualisasi atas hal yang harus dia ingat di otak (visual memory). Dengan cara itu, kemampuan otak lebih tajam dalam mengingat. Kemampuan asosiasi ingatan satu dengan yang lain pun menjadi lebih cepat.
Kini, dengan adanya Google, segalanya semudah dan sedekat satu klik mouse. Ketika kita membutuhkan suatu informasi, hal pertama yang dilakukan adalah membuka Google dan menemukan dalam sekejap. Bahkan kata googling sudah identik dengan pencarian informasi.
Orang juga cenderung mengabaikan kemampuan memori otak, karena tidak ada ketakutan kelupaan. Ketika suatu ketika informasi itu dibutuhkan, tinggal buka Google lagi dan segalanya masih tersedia.
Kemampuan ingatan berubah; bukan lagi mengingat apa informasinya, melainkan mengingat di (situs) mana informasi itu ditemukan sebelumnya. Konsekuensinya, ada ketergantungan dengan Google. Ada baiknya, namun tentu saja ada buruknya.
Konsekuensi positif keberadaan Google, bahwa Google menjadi pengecek fakta yang baik, karena kemampuan memori manusia yang terbatas. Salah satu bagian memori manusia juga berkembang, yaitu memori yang mengingat di mana suatu informasi didapatkan.
Informasi yang mudah diakses juga bukan berarti melemahkan kemampuan memori otak. Informasi itu justru bisa menguatkan kemampuan memori tersebut dan menjadi motivasi yang ampuh untuk inovasi ingatan.
Dampak buruknya, semua fitur di Google itu bisa menggantikan kebutuhan manusia untuk mengingat detail; dan tanpa teknologi ini, manusia akan menenemui jalan buntu dalam mencari informasi, karena kondisi memori yang hanya mengingat hal-hal global.
Kebiasaan baru itu juga akan mempengaruhi kemampuan memahami konsep-konsep mendalam. Selain itu, jangan anggap bahwa semua informasi yang didapat di internet semuanya benar; ketergantungan macam itu juga bisa menggiring orang kepada pemahaman yang salah akan suatu hal.
Maka itu, seyogianya teknologi digunakan pada porsinya; jangan sampai justru ketergantungan hidup-mati Anda pada Google membuat Anda “tersesat”. Seperti pepatah menyatakan, mati di lumbung padi. (ScienceMag.org)