Di Balik Kehebatan AK-47 (1)

Ade Sulaeman

Editor

Di Balik Kehebatan AK-47 (1)
Di Balik Kehebatan AK-47 (1)

Intisari-Online.com - AK-47 yang diduga digunakan oleh para penyerang Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta merupakan senjata legendaris baik bagi tentara, teroris maupun gembong narkoba.

AK-47 merupakan senjata yang diciptakan secara otodidak oleh Mikhail Kalashnikov, anak seorang petani. Dia terinspirasi untuk menjadi pembuat senjata selama Perang Dunia II, setelah dia mendengar keluhan tentang buruknya kualitas dari senjata ringan buatan Rusia dari para tentara Rusia yang cedera.

Upayanya untuk menjadi perancang senjata sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1941, saat dia terluka saat menjadi tentara merah dalam Battle of Bryansk. Perang ini juga yang menjadi salah satu sumber inspirasi Kalashnikov dalam membuat AK-47, karena saat itu dia bermimipi dapat membuat senjata yang mampu memukul mundur tentara Jerman.

Setelah berhasil memulihkan diri dari luka-luka yang dialaminya tersebut, Kalashnikov ditugaskan di bagian perancangan senjata Tentara Merah. Di sanalah dia mulai meluangkan lebih banyak waktu untuk mengembangkan suatu senjata otomatis.

Namun, rancangan senjata yang kelak akan mengejutkan dunia tersebut baru mencapai bentuk akhirnya justru setelah Perang Dunia II berakhir. Aktomatni Kalashnikova model-1947, kepanjangan dari AK-47, menjadi puncak dari proses evolusi dan puncak dari pencapaian karier Kalashnikov.

Saat itu Sturmgewehr 44 atau StG 44, sebuah senjata buatan Jerman dan juga digunakan oleh tentara Jerman ketika berperang dengan Uni Soviet di Front Timur, menjadi ide rancangan Kalashnikov. Bahkan, meski Kalashnikov menyangkalnya, pada senjata AK-47 asli masih dapat ditemukan dengan jelas bagian-bagian dari StG 44.

Karakteristik dari senjata ini adalah mampu digunakan sebagai senjata otomatis maupun senjata semi-otomatis. Sedangkan salah satu kelebihan utamanya adalah biaya pembuatannya yang tergolong murah, andal untuk digunakan, serta tahan lama di segala kondisi lapangan.

Tentara Merah kemudian mengadopsi AK-47 sebagai senjata standar infanteri pada 1949, bahkan menjadi standar bagi banyak tentara dari negara-negara yang tergabung dalam Fakta Warsawa. (Wired)