Intisari-Online.com - Teknologi yang berbasis Search and rescue (SAR) terus berkembang. Baru-baru ini sekelompok peneliti dari Intitut Teknologi Georgia tengah melalukan penelitian mengenai tingkah laku semut saat berjalan ke tempat-tempat tertutup. Gaya ini nantinya akan diaplikasikan terhadap perancangan robot SAR.
Situs BBC mengabarkan, kelompok peneliti itu mengatakan bahwa semut api menggunakan antenanya sebagai anggota tubuh tambahan untuk membantu bila terjatuh saat membangun terowongan di permukaan tanah yang labil.
Dibutuhkan kamera berkecapatan tinggi untuk mengintai setiap gerakan yang dilakukan oleh si semut. Untuk mempermudah penelitian, kelompok peneliti ini membuat replika “peternakan semut ilmiah” dengan media pasir. Gerakan membuat terowongan yang dilakukan semut itu nantinya direkam dengan kamera video.
Nick Garvish, pemimpin penelitian menjelaskan, bahwa semut-semut itu bergerak dengan kecepatan tinggi. Bila diperhatikan lebih detail, semut-semut tersebut juga mengalami jatuh dan tergelincir, namun serangga ini mampu kembali bangun dengan cepat setiap kali terjatuh.
Secara lebih jelas, penelitian ini bertujuan untuk melihat cara semut menyiasati lingkungan yang sulit, semisal pasir atau permukaan tanah yang labil. Cara kerja ini akan diadopsi untuk merancang robot yang dapat digunakan dalam operasi SAR. Lebih lanjut, Dan Goldman, salah satu anggota tim, berpendapat, bahwa semut api dapat memanipulasi lingkungan mereka, dan yang paling istimewa adalah antenanya dapat dijadikan sebagai alat kontrol gerakan tanah yang dia lalui.