Tahu Spongiforma squarepantsii? Bukan plesetan nama acara teve Spongebob squarepants, tapi ini nama sebuah cendawan. Ya, cendawan yang mirip spons ini baru ditemukan di Bukit Lambir, Sarawak, Malaysia tahun lalu.
Warna cendawan ini oranye cerah, meski bisa berubah menjadi ungu ketika diperciki dengan bahan kimia. Baunya samar-samar seperti buah-buahan, meski kadang apek. Begitulah yang dijelaskan oleh Dennis Desjardin, guru besar ekologi dan evolusi San Francisco State University di jurnal Mycologia.
Di bawah pindaian mikroskop elektron, spora memproduksi area cendawan seperti permadani di dasar laut dalam tabung spons. Dari sini peneliti lalu memberi nama temuan mereka Bob yang terkenal itu.
Spesies baru ini merupakan satu dari dua genus Spongiforma yang ditemukan. Spesies lainnya ditemukan di Thailand bagian tengah. Secara genetis keduanya serupa, namun berbeda dalam hal warna dan bau, serta terpisah jarak ribuan mil.
Spongiforma ini memiliki bentuk yang lain dengan bentuk jamur pada umumnya, yakni tidak memiliki payung dan gagang. “Bentuknya seperti sebuah spons dengan lubang berongga besar. Dalam keadaan segar dan basah kita bisa memeras airnya keluar dan jamur akan kembali ke ukuran normalnya. Sebagian besar jamur tidak bisa melakukan hal itu.”
Sebenarnya leluhur Spongiforma memiliki payung dan gagangnya, tapi seiring waktu hilang - hal yang biasa terjadi pada jamur. Payung dan gagang merupakan solusi bagi permasalahan jamur. Gagang mengangkat spora yang dihasilkan jamur dari tanah sehingga mudah disebarkan oleh angin dan binatang yang lewat, sementara payung melindungi spora dari kekeringan.
Berhubung tidak memiliki payung dan gagangnya, Spongiforma melakukan pendekatan yang berbeda untuk menjaga spora yang basah. “Jamur akan menjadi gelatin atau karet. Adaptasi ini untuk menyegarkan kembali dengan cepat jika spora kering, dengan menyerap sejumlah kecil embun dari udara.”
S. squarepantsii termasuk 5% spesies di Kerajaan Jamur yang luas dan bervariasi yang secara formal diberi nama. Peneliti memperkirakan bahwa ada sekitar 1,5 sampai 3 juta spesies jamur di seluruh Bumi. “Banyak dari mereka tidak jelas, juga bukan cendawan. Bahkan banyak cendawan belum diketahui identitasnya.”
Karena masih banyaknya yang belum diketahui itulah, setiap mengeksplorasi di beberapa hutan di belahan dunia akan ditemukan spesies baru. Rerata angkanya cukup besar: 25 – 30%. Desjardin dan koleganya Don Hemmes dari University of Hawaii di Hilo, misalnya, akan mempublikasikan temuannya soal lima spesies cendawan spora-putih yang baru dari hutan gunung asli di Hawai dalam Mycologia edisi selanjutnya.