Jika berkunjung ke wilayah Pangandaran dan sekitarnya, lalu menyusuri jalur pantai selatan di Kabupaten Ciamis, Anda akan melihat banyak papan pemberitahuan mengenai jalur evakuasi. Ya, semenjak Pangandaran dilanda tsunami bulan Juli 2006, Pemda Kab. Ciamis memasang ratusan papan peringatan dan pemberitahuan berkaitan dengan tsunami. Apa itu tsunami? Kata ini berasal dari bahasa Jepang: tsu (pelabuhan) dan nami (ombak besar). Kira-kira artinya gelombang pelabuhan. Tsunami merupakan gelombang pasang yang bergerak dengan kecepatan tinggi sehingga disebut juga kereta gelombang. Perlu diingat, tsunami adalah rangkaian gelombang dan gelombang paling awal bukanlah gelombang yang paling menghancurkan. Bagaimana tsunami terjadi? Ada banyak penyebab yang intinya adalah adanya gangguan di bawah laut. Gangguan itu muncul akibat gempa bumi, letusan gunung api bawah laut, longsoran bawah laut, atau meteor yang jatuh ke Bumi. Umumnya tsunami terjadi akibat gempa bumi bawah laut. Gerakan vertikal - baik ke atas atau ke bawah - kerak Bumi menyebabkan dasar laut naik dan turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya tergangggu. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar. Besar kecilnya kecepatan dan gelombang tsunami dipengaruhi oleh kedalaman air laut. Di laut dalam, kecepatan tsunami sangat kencang akan tetapi tinggi gelombangnya rendah. Sebaliknya, semakin dangkal air laut, maka kecepatan tsunami melemah tapi tinggi gelombangnya meningkat. Apa tanda-tanda tsunami?Jika kita jeli memperhatikan, ada beberapa tanda yang bisa ditangkap sebagai tanda-tanda munculnya tsunami: