Intisari-Online.com- Memang, tidak ada manfaat langsung mendonorkan darah. Namun, mendonorkan darah secara rutin setiap tiga bulan sekali membuat tubuh terpacu untuk memproduksi sel-sel darah baru. Fungsi sel-sel darahmerah adalah untuk oksigenisasi dan mengangkut sari-sari makanan. Dengan demikian fungsi darah menjadi lebih baik sehingga pendonor menjadi sehat. Selain itu, kesehatan pendonor akan selalu terpantau karena setiap kali donor dilakukan pemeriksaan kesehatan sederhana dan pemeriksaan uji saring darah terhadap infeksi yang dapat ditularkan lewat darah.(golongandarah.net)
Masalahnya, masih banyak pertanyaan berkembang di masyarakat yang membuat kegiatan donor darah ini terhambat. Beberapa pertanyaan itu adalah:
Apakah darah dari donor yang berpenyakit jiwa bisa menurunkan penyakitnya pada orang yang menerimanya?Penyakit yang bisa ditularkan melalui transfusi darah biasanya penyakit-penyakit infeksi. Penyakit jiwa biasanya bersifat herediter (keturunan), walau tentunya tidak semua penyakit jiwa itu diturunkan. Tapi yang jelas seorang berpenyakit jiwa tentu tidak akan diterima sebagai pendonor darah.
Dapatkah orang yang pernah menderita penyakit malaria menjadi donor darah?Seorang yang pernah kena penyakit malaria tentu saya bisa menjadi donor darah asal penyakit malarianya itu sudah benar-benar sembuh dan sudah melewati jangka waktu yang lama. Kalau baru sembuh dari penyakit tersebut, dia tidak akan diterima sebagai donor, kecuali bila dalam pemeriksaan darah diketahui dia sudah benar-benar sembuh.
Apakah betul orang yang mempunyai tekanan darah tinggi bisa sembuh kalau menyumbangkan darahnya?Tidak benar jika tekanan darah tinggi bisa sembuh kalau penderitanya menyumbangkan darah. Tekanan darah tinggi tidak ada hubungannya dengan menyumbangkan darah! (Sumber: Inilah Jawabannya)