Intisari-Online.com - Toponimi per definisi berarti asal usul nama sebuah tempat. Nama sebuah tempat - apakah kampung, kota, bahkan negara - biasanya mempunyai asal usul tersendiri. Ada yang bisa dilacak, sebagian hanya dapat dikiria-kira, yang lain tak terlacak mengapa disebut demikian.New Amsterdam - yang kemudian diganti jadi New York, New Zealand, New South Wales menunjukkan nama tempat yang mengacu pada negara asal orang-orang yang pertama kali menghuni dengan damai atau menaklukan tempat tersebut. Tempat baru mereka beri nama seperti nama asal mereka dengan memberi imbuhan new, nieuw. Beberapa tempat baru itu malah lebih terkenal dari tempat lamanya. Ya, siapa mengenalSouth Wales, York, Zealand, Jersey? Amsterdam masih mending orang mengenalnya. Jika penasaran dengan nama-nama tempat lama, googling saja.Di samping nama tempat berimbuhan new, banyak juga orang Eropa yang menamai tempat barunya dengan kampung atau kota mereka, misalnya di Amerika Serikat ada kota bernama Birmingham di negara bagian Alabama, Manchester di New Hamshire. Padahal kita lebih familiar kedua kota tersebbut adalah kota-kota di Inggris. Stuttgard di Arkansas, Frankfort di Kentucky, bandingkan dengan nama kota yang sama atau mirip di Jerman. Belfast di Maine, aslinya mungkin di Irlandia Utara. Sidney di Nebraska, Melbourne di Florida mana yang lebih asli dengan Sidney dan Melbourne di Australia, mungkin kedua nama tempat di Amerika dan Australia tersebut semula nama kota atau kampung di Eropa.Di Suriname ada nama kota Wageningen, Nieuw Amsterdam, sangat jelas itu terkait nama-nama kota di Belanda. Di Distrik Commewijne yang beribukota Nieuw Amsterdam, ada ‘kecamatan’ bernama Tamanrejo. Ya karena 'kecamatan’ itu dibangun oleh orang-orang Jawa dan keturunannya, yang dikirim sebagai kuli perkebunan ke tanah seberang jauh di balik Bumi.Mengenang kampung halamanBila kita pergi ke Lampung, banyak nama tempat yang kira-kira terkait dengan asal usul penghuninya yang bernenek-moyang dari pulau Jawa. Misalnya di Kabupaten Lampung Selatan kita bertemu dengan nama Sidomulyo, Kotajawa, Margodadi. Di Kabupaten Lampung Tengah ada nama tempat bernama Surabaya, Bangunrejo. Di Kabupaten Tanggamus ada tempat bernama Wonosobo.Di Kabupaten Minahasa ditemukan Kelurahan Kampung Jawa, Kecamatan Tondano Utara. Ke tempat inilah Kyai Mojo dan para pengikutnya dulu dibuang oleh Belanda. Semua pengikutnya tidak membawa isteri, maka mereka kemudian menikah dengan penduduk setempat dan anak keturunannya sekarang dikenal dengan sebutan Jawa Tondano.Nama Kampung Jawa juga ditemukan di Singapura dan Malaysia. Kampung Bugis di Singapura masih ada sampai sekarang. Demikian pula Kampung Keling di MedanDi Jakarta, ada tempat bernama Matraman, Kampung Makasar, Kampung Melayu, Kampung Bali. Mudah sekali kita mengasosiasikan nama-nama tempat tersebut dengan nama wilayah lain di Indonesia. Dahulu tempat tempat tersebut dihuni oleh etnis suku bangsa yang menjadi nama kampung.Lalu kenapa Jakarta pada zaman Belanda disebut Batavia? Dalam artikelnya di Republika Online 7 Mei 2011, Alwi Shahab menulis, saat menaklukkan Jayakarta J.P. Coen akan menamakan kota yang baru ditaklukkannya dengan nama Nieuw Hoorn, kota kelahirannya di Negeri Belanda. Sayang ada serdadu mabuk meneriakan nama Batavia, nama nenek moyang bangsa Belanda. Jadilah Jayakarta diganti jadi Batavia atas keputusan para petinggi di Holland.Kita pun kalau mau dapat meninggalkan jejak sejarah pada tempat tinggal kita, terutama di kompleks perumahan baru. Munculnya nama Pondok Indah, Bumi Serpong Damai, Kota Wisata, Raffles Hill, Villa Duta, Mekarsari, Taman Yasmin yang belakangan beken dan lain sebagainya adalah kenyataan. Mungkin tak terlalu jelas alasan pemilihan nama tersebut bagi para pembeli rumah. Pengembang punya kuasa, sedangkan pihak pemerintah daerah setempat kemungkinan besar pasif saja menerima nama-nama baru tempat di wilayahnya, sekalipun berbau asing.Semoga saja tidak asal memberi nama sehingga kita masih bisa melacak asal usul sebuah nama.