Intisari-Online.com – Bisnis suplemen makanan melanda hampir seluruh dunia terutama Amerika, Australia, bahkan sampai ke Asia, termasuk Indonesia. Tayangan iklan melalui media cetak maupun elektronik tentang food supplement itu begitu marak sehingga menarik untuk disimak. Khasiat yang ditawarkan mulai sebagai pencegah kanker, peningkat daya seksual, ataupun daya ingat.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan bila menggunakan suplemen makanan:
- Menilai diri sendiri sambil memeriksakan kesehatan atau konsultasi dengan dokter apakah suplemen makanan diperlukan sesuai kondisi tubuh kita.
- Untuk menghindari efek yang tidak diinginkan, pemilihan suplemen makanan memerlukan pertimbangan usia, jenis kelamin, penyakit yang diidap (alergi, tekanan darah tinggi, diabetes, dll).
- Bila menderita penyakit tertentu, konsultasikan dengan dokter yang paham tentang masalah gizi. Pemberian obat dari dokter yang bersamaan dengan suplemen makanan tertentu harus dikonsultasikan dengan dokter.
- Dalam mengonsumsi suplemen makanan, perlu diingat bahwa pengaruh yang dirasakan dari zat gizi yang dikonsumsi tidak langsung cepat diperoleh. Memerlukan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan untuk merasakan efeknya. Jadi, hendaknya cermat memantau hasil perubahan yang terjadi pada tubuh setelah mengonsumsi makanan kesehatan, terutama mereka yang mudah terkena alergi.
- Sebagai pelengkap, suplemen makanan jangan sampai menimbulkan ketergantungan atau faktor sugesti. Gunakan seperlunya, bila kondisi tubuh memang memerlukan (baru sembuh dari sakit) atau pola makan sedang terganggu. Tapi begitu kondisi sudah normal, lebih baik kebutuhan gizi dipenuhi dari makanan sehari-hari. Ketergantungan atau faktor sugesti terjadi bila kita mulai merasakan, tanpa mengonsumsi suplemen kita merasa tidak sehat atau kurang fit. Padahal dalam kenyataan sudah terpenuhi dari makanan sehari-hari. Perilaku yang juga salah bila berpendapat, “Boleh makan apa saja tanpa batas karena sudah mengonsumsi suplemen makanan sebagai antioksidan penangkal.”
- Karena dalam kemasan disebutkan kandungan suplemen makanannya bermacam-macam, jangan lalu beranggapan bahwa semakin lengkap jenis zat gizinya, semakin membaik kondisi tubuh kita. Yang terbaik adalah menyesuaikan dengan kebutuhan diri, baik jumlah ataupun takaran tiap jenis zat gizi dalam suplemen. Ingat bahwa kecukupan gizi yang dianjurkan tiap jenis kelamin dan usia berbeda. Vitamin dan mineral sudah banyak diperoleh dari makanan kita sehari-hari. Hindari terjadinya dosis vitamin dan mineral tertentu yang berlebihan.
- Beberapa pakar tidak menganjurkan pemakaian jenis vitamin dan mineral dalam jumlah megadosis (dosis besar) atau lebih dari 100% kecukupan gizi yang dianjurkan Recommended Dietary Allowances(RDA) karena justru dapat menimbulkan efek sampingan yang tidak diinginkan. Vitamin yang larut dalam air seperti vitamin C dan B, bila berlebihan dapat dikeluarkan dari tubuh melalui air seni. Tapi vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A dan D, bila berlebihan akan mengakibatkan keracunan.
- Pilihlah kandungan zat gizi dalam suplemen makanan secara cermat. Sebab ada istilah pada label suplemen yang pengertiannya sama, misalnya asam askorbat (= vitamin C), alphatocopherol (= vitamin E), kalsiferol (= vitamin D). Jangan sampai digunakan rangkap!
- Pilihlah jenis suplemen yang mudah diserap tubuh, baik dalam bentuk pil, kapsul lunak, bubuk, atau cairan. Sesuaikan dengan kondisi tubuh serta mudah dan praktis dibawa.
- Hal lain yang perlu diperhatikan adalah membaca label tentang kandungan gizi dan dosis (% dari RDA), jangka waktu kedaluarsa, daftar atau nomor registrasi dari Depkes. Ada kalanya tercantum juga “laboratory guarantee” dari produsen serta aturan pemakaiannya. Bagi yang sensitif (alergis) sebaiknya memilih suplemen yang pada labelnya tertera: “Tidak mengandung zat pengawet, pewarna, zat tambahan lain.”
- Penyimpanan perlu diperhatikan mengingat beberapa vitamin mudah teroksidasi oleh panas udara dan cahaya sehingga kadarnya berkurang. (Intisari)