Intisari-Online.com - Arung jeram memang menjadi salah satu pilihan wisata favorit. Umumnya, mereka yang sekali mencoba arung jeram akan ketagihan. Namun, sebagai kegiatan alam bebas, risiko akan selalu mengintai, bahkan bisa berupa kematian.
Contoh teranyar, pada hari Minggu 5/2/2012, seorang mahasiswi Teknik Kelautan ITB dikabarkan hilang ketika mengikuti arung jeram di Sungai Cikandang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Korban yang bernama Angelina Yofanka baru ditemukan Rabu (8/2) atau tiga hari kemudian dalam kondisi tidak bernyawa.
Merunut pada kronologi kejadian, korban terjatuh ketika perahu yang ditumpanginya menyangkut di batu dan terbalik. Beberapa temannya yang juga ikut terjatuh berhasil diselamatkan tim rescue. Namun, tidak dengan korban. Selain tidak sempat diselamatkan, korban juga tidak diketahui keberadaannya.
Berjarak sekitar 10 meter dari posisi jatuh, terdapat batu besar. Di duga korban terdorong ke bawah batu besar tersebut. Walaupun di permukaannya tampak pusaran tidak terlalu deras, namun, tidak begitu dengan bagian bawahnya. Arus bisa sangat deras dan mengarah ke bawah. Inilah yang disebut dengan undercut.
Arus yang sangat ditakuti oleh penggemar arung jeram ini terbentuk di sekitar batu besar atau di pinggir sungai yang berbelok. Undercut terbentuk karena adanya gerakan arus deras yang menghantam dinding tebing atau batu sehingga membentuk ceruk yang relatif dalam. Nah, ceruk inilah yang biasanya menjadi “penjara” bagi mereka yang terdorong masuk ke dalamnya.
Apabila arus sungai tidak dalam kondisi deras, maka rafter (sebutan peserta arung jeram) dapat selamat. Lain halnya apabila arus sedang deras, benda apa pun akan terdorong dengan sangat kuat ke dalamnya. Salah satu undercut yang terkenal adalah Rock Dimple di Lower Youghiogheny River, Pennsylvania, Amerika Serikat. Sudah banyak korban yang meninggal di undercut tersebut.
Untuk itu, beberapa hal berikut ini perlu diperhatikan apabila Anda akan berarung jeram, terutama ketika menggunakan jasa operator: