Pemain Bola, Hati-hati Gegar Otak!

J.B. Satrio Nugroho

Editor

Pemain Bola, Hati-hati Gegar Otak!
Pemain Bola, Hati-hati Gegar Otak!

Intisari-Online.com - Penelitian di sebuah tim sepakbola sekolah menengah selama dua tahun menemukan bahwa gegar otak banyak disebabkan oleh serangkaian tumbukan yang diterima kepala dan bukan karena satu kejadian saja, seperti yang sekarang ini dikira.

Peneliti dari Purdue University melakukan penelitian di Jefferson High School di Lafayette, Indiana, Amerika Serikat selama dua musim pertandingan. Sebanyak 21 pemain sepakbola di sekolah itu dilibatkan dalam penelitian pertama dan 24 pemain di penelitian kedua, termasuk 16 pemain tambahan.

Sensor yang ditanam di helm yang dikenakan di tiap pemain menghasilkan data yang kemudian dikomparasi dengan hasil scan otak dan tes kognitif yang dilakukan sebelumnya.

“Gegar otak itu ternyata bukan hanya akibat sebuah hantaman tunggal di kepala saja, tapi karena serangkaian benturan yang terjadi sepanjang pertandingan di musim tersebut,” terang Eric Nauman, pakar saraf dan trauma otot. Pemain bola sering menyundul bola dengan keras, atau bahkan terjadi benturan keras dengan kepala pemain lain saat pertandingan.

Para peneliti menggunakan teknologi pencitraan otak yang disebut fMRI (functional magnetic resonance imaging). Selain itu, juga diaplikasikan tes neurocognitive berbasis komputer. Hasil pencitraan dengan teknologi fMRI menunjukkan bagian otak mana yang paling aktif ketika melakukan aktivitas tertentu.

Thomas Talavage, pakar di bidang neuroimaging, mengatakan bahwa hasil pindaian menunjukkan bahwa para pemain sepakbola tersebut terpengaruh secara mental dengan perubahan pada otak mereka.

“Perubahan aktivitas otak yang kami amati menunjukkan bahwa pemain menggunakan strategi yang berbeda dalam melakukan tugasnya. Hal itu karena kapasitas fungsional otak berkurang,” sambung Talavage. “Tingkat perubahan sinyal di fMRI berkorelasi secara signifikan kepada jumlah hantaman yang diterima kepala pemain. Performa tidak berubah, namun aktivitas otak terlihat adanya perubahan. Hal ini menunjukkan bahwa di beberapa bagian otak tidak lagi berperan dalam melakukan tugas tertentu seperti sediakala.”

Temuan penelitian itu secara detail dipublikasikan di Journal of Biomechanics, dan mengubah pemikiran konvensional mengenai gegar otak selama ini.

“Jika Anda tidak mempunyai gejala gegar otak, dokter akan menyatakan Anda baik-baik saja,” kata Larry Leverenz, profesor kesehatan dan kinesiologi. “Namun, penemuan ini membuka mata, bahwa tidak adanya gejala gegar otak belum tentu Anda baik-baik saja.”

Penelitian ini akan membantu menentukan batasan jumlah dan kekuatan hantaman pada kepala yang bisa diterima kepala, serta membatasi benturan kepala (dengan kepala pemain lain, bola, dan benda lain) yang boleh diterima pemain setiap pekannya.

Penelitian masih akan dikembangkan, dengan metode yang berbeda, aktivitas yang lain, dan akan dilihat apakah dampak benturan berbeda untuk wanita. Tapi hasil penelitian ini cukup memberi peringatan untuk menjaga kepala dari benturan, sekecil apapun. Maka berhati-hatilah!