Levi's: Untuk Buruh, Kini Buat Semua

Agus Surono

Editor

Levi's: Untuk Buruh, Kini Buat Semua
Levi's: Untuk Buruh, Kini Buat Semua

Intisari-Online.com - Pertengahan abad XIX, orang berduyun-duyun datang ke San Francisco di pantai barat Benua Amerika. Mereka ingin menambang emas.Levi Straus yang berumur 17 tahun juga ikut rombongan itu. Ia dimodali kakaknya untuk berjualan kanvas untuk tenda dan atap kereta. Padahal ua sangat ingin menambang emas.Di sana ia melihat celana buruh tambang cepat sekali robek. "Celana mereka seharusnya dibuat dari bahan yang lebih kuat," pikir Levi.Levi bukan cuma pandai menjahit tenda, tapi juga pakaian. Dibuatnya sehelai celana kerja dari kanvas untuk tenda. Celana berwarna cokelat itu dijual seharga 22 sen dolar kepada seorang buruh tambang. Ternyata banyak buruh lain yang meminta dibuatkan celana serupa. Levi pun beralih profesi menjadi penjual celana.Celana buatan Levi memang kuat, tetapi kurang nyaman dipakai karena bahannya kaku. Tahun 1860-an ia mengganti bahan celananya dengan kain yang kuat tetapi lebih lembut. Di Eropa kain itu disebut serge de Nimes (kain serge dari Kota Nimes, Prancis). Orang Amerika menyebutnya denim saja. Sebenarnya kain itu tidak dibuat di Nimes, tapi Genoa, Italia, dan digunakan untuk pakaian kelasi. Bahannya disebut gene fustian. Karena susah diucapkan oleh orang Amerika, maka mereka menyebutnya jeans saja. Di Indonesia sendiri sudah ditulis menjadi jins.Supaya tidak cepat kotor, Levi mencelup kain itu dengan indigo (nila) sehingga warnanya biru. Lahirlah istilah blue jeans.Bukan cuma buruh tambang yang membeli celana Levi, tapi juga para penggembala ternak yang disebut "koboi". Mereka suka celana yang agak ketat. Sebelum dipakai, celana itu mereka rendam dulu di bak tempat minum hewan supaya mengerut, lalu mereka jemur di terik matahari. Zaman itu banyak kain yang mengerut kalau direndam.Walaupun blue jeans nyaman dan kuat, tetapi jahitan saku buruh tambang masih sering terlepas. Soalnya, mereka memasukkan palu dan biji-biji emas ke saku.Tahun 1873, seorang penjahit dari Kansas City bernama Jacob Davis, mengajari Levi untuk memasang paku-paku (klem) ada ujung jahitan saku. Levi juga menambahkan sebuah paku pada jahitan di selangkangan celana supaya tidak mudah terlepas kalau dipakai berjongkok.Akan tetapi, paku di selangkangan itu membuat kulit di sekitar selangkangan buruh melepuh. Soalnya, saat mereka berjongkok di sekeliling api unggun, tanpa sadar mereka duduk lebih dekat dari api. Karena para buruh yang berasal dari kalangan bawah tak menggunakan pakaian dalam, maka lama-lama kulitnya melepuh. Levi akhirnya menghilangkan paku di daerah situ.Dalam perkembangan ternyata bukan cuma buruh tambang dan koboi saja yang menggunakan celana Levi. Tua muda dan bahkan para siswa menyukainya. Nah, paku pada saku membuat kursi siswa baret-baret tergesek-gesek paku di saku saat para siswa duduk. Jadi, sejak tahun 1937 jins tak lagi menggunakan paku. Kalaupun berpaku, pakunya pipih dan kecil.Usaha Levi Strauss berkembang menjadi industri raksasa. Ia tetap membuat pakaian kerja yang kuat dan terjangkau harganya oleh buruh tambang, buruh jalan kereta api, atau koboi. Orang-orang itu turut berjasa membangun bangsa.Setelah kaya, Levi Straus banyak memberikan beasiswa dan membantu orang-orang muda yang ingin maju.Cerita kekuatan celana Levi bukanlah isapan jempol. Pernah kaitan yang menghubungkan dua gerbong kereta api patah di tengah jalan. Petugas kereta api membuka celana jinsnya untuk diikatkan pada sambungan gerbong. Kereta pun selamat sampai stasiun. Cerita lain dialami seorang buruh bangunan di Fort Worth, Texas. Celana sakunya terkait ke derek dan melambungkannya ke udara. Ia ketakutan setengah mati karena mengira akan jatuh dan tewas. Ternyata jahitan kantung celananya bisa bertahan sampai ia mendapat pertolongan.Levi Strauss meninggal tahun 1902. Usaha raksasanya diwarisi oleh kemenakan-kemenakannya. Levi yang awalnya membuat celana untuk kaum buruh tidak sempat menyaksikan celana buatannya masuk ke majalah mode kelas tinggi Vogue. Ia juga tidak melihat sejak tahun 1960-an blue jeans merambah dunia.Tahun 1970-an rumah-rumah mode berlomba membuat jins mahal. Bahkan ada yang dihiasi intan segala. Jins kini menjadi pakaian buat semua orang. Dari buruh sampai presiden atau selebriti sama-sama menggunakannya. Yang berbeda tentu harganya.Anda suka memakai jins juga? (Asal Usul, Seri Bacaan Anak)