Intisari-Online.com – Reaksi orang terhadap natrium berbeda-beda. Pada beberapa orang, baik yang sehat maupun yang mempunyai hipertensi, walaupun mereka mengonsumsi natrium tanpa batas, pengaruhnya terhadap tekanan darah sedikit sekali atau bahkan tidak ada.
Pada kelompok lain, terlalu banyak natrium menyebabkan kenaikan tekanan darah, yang juga sering memicu terjadinya hipertensi. Keadaan ini disebut sensitivitas terhadap natrium atau garam.
Tidak ada cara yang mudah untuk mengetahui apakah kita sensitif terhadap natrium kecuali dengan membatasi garam dalam makanan kita. Jika kita sensitif terhadap natrium maka diet rendah natrium akan menurunkan tekanan darah kita secara nyata. Pemeriksaan medis memang dapat menunjukkan reaksi ktia terhadap berbagai kadar natrium, namun melakukan tes ini tidak praktis dan tidak perlu.
Ada alasan lain mengapa pengurangan natrium itu penting. Penelitian tahun 2001 menunjukkan, sensitivitas terhadap natrium meningkatkan risiko kematian tanpa peduli apakah kita mempunyai hipertensi atau tidak. Pada peserta penelitian yang sensitif terhadap natrium ternyata angka kematiannya lebih tinggi, entah disebabkan oleh penyakit jantung atau penyakit lain yang berhubungan dengan sensitivitas tersebut, dibandingkan dengan yang tidak sensitif terhadap natrium. Dengan meningkatkan tekanan darah, sensitivitas terhadap natrium dapat meningkatkan risiko kelainan ginjal dan hipertropi bilik kiri, Yang terakhir ini adalah kondisi di mana bilik pompa utama jantung membesar dan tidak dapat berfungsi dengan baik.
Senyawa-senyawa natrium berikut ini lazim ditambahkan pada makanan saat pemrosesan dan memasak.
- Garam (natrium klorida). Digunakan saat memasak atau di meja; digunakan pada pengalengan dan pengawetan makanan.
- Monosodium glutamat (MSG). Penyedap rasa digunakan di rumah dan restoran, juga pada makanan dalam kemasan, makanan kaleng, maupun makanan beku.
- Soda kue (natrium bikarbonat). Kadang-kadang, digunakan untuk mengembangkan roti dan cake, kadang-kadang ditambahkan pada sayur saat memasak, digunakan sebagai pembuat suasana basa pada gangguan pencernaan.
- Baking powder. Campuran antara soda kue, tepung sagu, dan suatu asam. Dipakai unguk mengembangkan roti dan cake.
- Dinatrium fosfat. Didapati pada sereal cepat saji dan keju yang diproses.
- Natrium alginat. Dipakai pada susu cokelat dan es krim untuk mendapatkan adonan yang halus.
- Natrium benzoat. Digunakan sebagai pengawet pada beragam saus dan salad dressing.
- Natrium hidroksida. Digunakan dalam pemrosesan makanan untuk melunakkan dan melepaskan kulit buah zaitun yang masak dan juga buah-buahan dan sayuran tertentu.
- Natrium nitrat. Digunakan untuk pengawetan daging dan sosis.
- Natrium propionat. Digunakan pada keju yang dipasteurisasi dan pada roti dan cake tertentu untuk menghambat tumbuhnya jamur.
- Natrium sulfit. Digunakan untuk memutihkan buah tertentu (misalnya maraschino cherries) dan manisan buah-buahan yang harus diberi perwarna buatan, digunakan sebagai pengawet pada beberapa buah-buahan kering (misal buah prune).
Pada banyak kemasan makanan tercantum istilah-istilah yang berhubungan dengan natrium. Inilah arti istilah-istilah tersebut:
- Sodium-free atau salt-free. Bebas natrium atau bebas garam. Setiap porsi mengandung natrium kurang dari 5 mg.
- Very low sodium. Kadar natriumnya sangat rendah. Setiap porsi mengandung 35 mg natrium atau kurang.
- Low sodium. Kadar natrium rendah. Setiap porsi mengandung 140 mg natrium atau kurang.
- Reduced or less sodium. Natriumnya kurang. Produk ini mengandung natrium setidaknya 25% lebih sedikit ketimbang produk normalnya.
- Lite or light in sodium. Mengandung sedikit natrium. Kandungan natrium dikurangi setidaknya 50% dari versi yang biasa.
- Unsalted or no salt added. Tanpa garam. Tidak ada penambahan garam dalam pemrosesan makanan yang biasanya mengandung garam. Namun ada juga makanan yang menggunakan label ini tetap kandungan natriumnya tetap tinggi. (Mayo Clinic Hipertension)