Intisari-Online.com - Kondom digunakan bukan hanya untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, melainkan juga untuk mengurangi risiko penularan penyakit kelamin. Sayangnya, banyak wanita, yang mulai meninggalkannya. Bahkan hal ini terjadi pada mahasiswi tingkat pertama, terutama yang memiliki nilai pelajaran SMA lebih rendah.
Kesimpulan tersebut merupakan hasil penelitian yang dilakukan di Amerika. Padahal di negara tersebut, pelajaran tentang pentingnya, berikut cara penggunaan kondom diberikan sejak SMA. Namun, ternyata tingkat pendidikan yang lebih tinggi tidak mendorong mereka untuk lebih sadar akan pentingnya penggunaan kondom.
Penelitian tersebut dipimpin oleh Jenifer Walsh dari The Miriam Hospital's Centers for Behavioral and Preventive Medicine di Rhode Island, USA. Walsh dan rekan-rekannya mengumpulkan laporan bulanan dari 279 mahasiswi tingkat pertama Northeastern University. Para mahasiswi ini memberikan laporan seberapa sering mereka menggunakan kondom saat melakukan hubungan seks. Terdiri dari lima skala poin, mulai dari “jarang” hingga “sering.” Laporan mereka juga memuat infomasi mengenai kondisi sosial ekonomi, tingkat konsumsi alkohol atau obat-obatan, nilai pelajaran serta beberapa faktor personal lainnya.
Hasilnya menunjukan bahwa secara umum terjadi penurunan tingkat penggunaan kondom. Penurunan yang mencapai angka 10 persen tersebut terjadi pada saat mereka masih berada di tingkat pertama perkuliahan. Ohya, penelitian ini tidak melihat lama atau tidaknya hubungan tersebut dilakukan serta tidak melihat apakah hubungan seksual yang terjadi bersifat transeksual, homoseksual ataupun biseksual.
Wanita Afrika-Amerika dan wanita yang memiliki perilaku seksual berisiko (seperti memilki banyak pasangan seksual) memiliki tingkat penggunaan kondom yang lebih sedikit dibanding wanita yang berasal dari kelompok Kaukasid dan wanita yang memiliki sedikit pasangan seksual. Mereka juga semakin jarang menggunakan kondom ketika mereka berada di bawah pengaruh alkohol.
Nah, salah satu penemuan yang menarik lainnya adalah wanita yang mulai menanggalkan penggunaan kondom kebanyakan berasal dari mereka yang memiliki nilai pelajaran SMA lebih rendah. Selain itu, kebanyakan dari mereka juga memiliki status ekonomi-sosial yang lebih rendah serta lebih sering melakukan pesta minuman beralkohol.
Penggunaan alat-alat kontrasepsi alternatif seperti pil juga terkait dengan tingkat penurunan penggunaan kondom. Padahal, pil hanya memiliki kemampuan menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, bukan mencegah risiko penularan penyakit kelamin seperti halnya kondom.
Walsh mendorong para ahli kesehatan publik untuk memfokuskan penyuluhan tentang penggunaan kondom pada kelompok demografi di atas. (LiveScience)