Intisari-Online.com - Waduk memang sahabat manusia. Selain sebagai tempat penyimpanan cadangan air, waduk buatan juga bisa dijadikan pembangkit listrik tenaga air atau PLTA. Tapi itu yang ada di darat. Bagaimana jadinya kalau air tidak hanya disimpan di dalam Bumi, melainkan juga di luar angkasa sana?
Air memang ada di mana-mana. Setidaknya itulah yang disetujui dua tim astronom dari California Institute of Technology (Caltech). Mereka menemukan bahwa ada waduk air terbesar di alam semesta ini. Tempatnya tidak tanggung-tanggung jauhnya. Sekitar 30 miliar triliun mil di dalam quasar (salah satu objek paling terang dan liar dalam alam semesta). Quasar sendiri berjarak 2,44 miliar tahun cahaya dari Bumi. Jadi jangan coba-coba ingin mengambil air dari sana ya. Keburu haus!
Mengapa dikatakan terbesar? Kedua tim astronom ini menemukan bahwa massa air yang ada di sana kira-kira 140 triliun kali lebih besar daripada seluruh air yang ada di muka Bumi ini. Itu artinya bobot air di sana 100.000 kali lebih berat daripada Matahari!
“Lingkungan di sekitar quasar memang unik. Dan itulah mengapa banyak air bisa tercipta di sana,” kata Matt Bradford, ilmuan NASA yang juga bekerja sama dengan astronom Caltech. Quasar ditenagai oleh black hole atau lubang hitam besar yang secara konstan melahap setiap debu dan gas yang ada di sekitarnya. Sementara itu ia memuntahkan energi dalam jumlah yang sangat besar. Besar energinya saja 1.000 triliun kali lebih besar dari energi yang dihasilkan Matahari. Wow!
Sebetulnya penemuan kandungan air di luar angkasa bukanlah berita baru. Di galaksi Bimasakti saja sudah ditemukan kandungan air, walau bobotnya tidak sebesar yang ada di quasar. Perlu dicatat bahwa air yang ada di Bimasakti kebanyakan berupa es.
Walau begitu, dengan mengetahui tentang adanya kandungan air dalam quasar, para peneliti dapat mereka jejak munculnya quasar. Selain itu dengan melihat interaksi antara radiasi dan uap air, para peneliti dapat menemukan besar radiasi dan panas dari gas-gas yang ada di quasar. Maklum saja, seluruh tubuh quasar bermandikan sinar x dan radiasi inframerah. Dengan itu, para peneliti dapat memberikan kajian-kajian baru tentang benda langit yang satu ini.
Penemuan ini juga membuka kesempatan-kesempatan baru bagi para astronom untuk menemukan galaksi tertua dan terawal di alam semesta. Bersenjatakan teleskop sepanjang 25 meter, modifikasi dari teleskop Z-Spec dari Caltech Submilimeter Observatory yang panjangnya 10 meter, para peneliti akan mencari galaksi tertua dengan mereka jejak gas dan air di alam semesta. Air memang so penting!