Hati-hati! Perokok yang Mulai Merokok Sejak Remaja akan Sulit Berhenti saat Dewasa

Agus Surono

Editor

Remaja Merokok Sulit Berhenti
Remaja Merokok Sulit Berhenti

Intisari-Online.com - Seseorang yang merokok pada usia 13 tahun akan lebih susah berhenti, lebih bermasalah dengan kesehatannya, dan kemungkinan meninggal lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang mulai merokok saat usia 21 tahun. Begitu hasil sebuah penelitian.Para orangtua wajib memperhatikan fakta itu.

(Mulai Pelupa hingga Gula Darah Bermasalah, Inilah yang Terjadi pada Tubuh Bila Tidak Sarapan)

Soalnya, kebanyakan kaum remaja meremehkan bahaya rokok terhadap kesehatan dan yakin mereka mampu untuk berhenti. Banyak remaja berpendapat, mereka mampu berhenti merokok kapan saja mereka mau. Dalam kenyataan, siswa SMU di AS yang merokok 1-5 batang sehari, 70% masih merokok lima tahun kemudian. Lebih dari separuh yang merokok sejak di sekolah lanjutan tidak berhasil berhenti merokok.

Kaum remaja mulai merokok lebih awal daripada yang diduga banyak orang tua. Sepuluh persen orang dewasa yang sekarang ini merokok mulai melakukan kebiasaan tersebut sejak usia 9-10 tahun dan sebagian lagi mulai merokok pada umur 14 tahun. Hampir 20% siswa SLTP sudah merokok selama 1 bulan terakhir. Sementara itu di kalangan siswa sekolah menengah mencapai angka 30%.

(Remaja Merokok Memang Persoalan Pelik, Tapi Bisa Diatasi dengan Cara-cara Ini) Semakin muda seseorang mulai merokok, semakin besar peluangnya menjadi perokok berat ketika dewasa. Juga, kaum remaja yang merokok cenderung untuk bereksperimen dengan mariyuana dan obat terlarang lainnya. Berikut beberapa strategi yang dapat dicoba para orangtua seperti disarikan Mayo Clinic, Pedoman Perawatan Sendiri.

  • Bicara dengan remaja Anda. Tanyakan apakah teman-temannya merokok. Risiko putra Anda merokok 13 kali lebih tinggi bila sahabat karibnya merokok. Kebanyakan kaum remaja pertama kali merokok karena terpengaruh temannya yang merokok.
  • Dengar pendapat putra-putri Anda tentang merokok. Minta mereka membaca informasi tentang hal ini lalu bahas bersama.
  • Bantu remaja Anda mengungkapkan pendapatnya tentang tekanan dari teman sebaya dan kebiasaan merokok. Ajukan pertanyaan yang sifamya tidak menghakimi dan latih mereka menangani situasi yang sulit.
  • Dorong remaja Anda untuk menikmati energi dan kesehatan dengan maksimal. Gambaran gaya hidup yang aktif dan penuh semangat seperti yang digambarkan oleh banyak iklan rokok lebih merupakan gambaran orang yang tidak merokok. Para perokok sering terkena flu dan infeksi pernapasan lain.
  • Katakan akibat sosialnya. Merokok membuat napas tak sedap, demikian juga rambut dan pakaian.
  • Beri contoh dengan tidak merokok. Kalau Anda sekarang merokok, ini menjadi salah satu alasan untuk berhenti. Demi putra-putri Anda.
  • Bekerja sama dengan sekolah.

Artikel Terkait