Fakta si Sakit Kepala Sebelah

Nur Resti Agtadwimawanti

Editor

Fakta si Sakit Kepala Sebelah
Fakta si Sakit Kepala Sebelah

Intisari-Online.com - Tak bisa dipungkiri, migrain adalah jenis sakit kepala yang paling umum. Migrain ini dikenal pula sebagai ‘sakit kepala sebelah’. Data statistik dari National Headache Foundation di Chicago, AS, seperti dilansir dari sciencedaily.com, menyatakan bahwa wanita lebih rentan terkena migrain hampir tiga kali lebih sering daripada pria.

"Perubahan hormon berperan besar dalam munculnya kemungkinan migrain yang lebih tinggi pada perempuan," kata Michael A. Moskowitz, MD, profesor neurologi di Harvard Medical School, Massachusetts General Hospital di Boston.

Sakit kepala migrain dapat terjadi secara berbeda pada tiap orang, tetapi biasanya menyerang penderita selama empat hingga 72 jam. Bahkan, tak jarang beberapa orang mengalaminya beberapa kali saban bulan. Sebagian besar penderita migrain ini akan mengeluhkan adanya denyut atau nyeri pada satu sisi kepala, penglihatan kabur, kepekaan terhadap cahaya dan suara berkurang, mual, dan muntah. Sekitar satu dari lima penderita migrain mengaku mengalami gangguan visual atau pun sensor sebelum timbulnya sakit kepala.

Nah, berikut ini ada beberapa faktor risiko yang diidentifikasi dapat meningkatkan kemungkinan seseorang menderita migrain:

  • Riwayat keluarga: Sebagian besar penderita migrain memiliki riwayat keluarga yang juga mengalami migrain. Untuk orang yang memiliki satu atau lebih saudara dengan sakit kepala migrain, kemungkinannya akan meningkat secara substansial.
  • Umur: Migrain biasanya menyerang orang dengan usia antara 15-55. Kebanyakan orang telah mengalami serangan pertama migrain saat 40 tahun.
  • Jenis Kelamin: Wanita lebih mungkin untuk menderita migrain dibandingkan dengan pria.
  • Kondisi medis tertentu: Depresi, kecemasan, stroke, epilepsi, dan tekanan darah tinggi ternyata terkait dengan sakit kepala migrain.
  • Perubahan hormonal: Wanita yang menderita migrain sering menemukan bahwa sakit kepala yang mereka alami memiliki pola kekambuhan pada sebelum atau setelah menstruasi. Sakit kepala juga bisa berubah selama kehamilan dan atau menopause.
Migrain adalah sakit kepala terkait vaskular, tetapi penyebab pasti belum sepenuhnya dipahami. Beberapa peneliti percaya bahwa migrain terjadi ketika ada perubahan abnormal di otak. Ketika perubahan ini terjadi, peradangan menyebabkan pembuluh darah membengkak dan menekan saraf, yang dapat mengakibatkan rasa sakit.

Para peneliti juga telah mengetahui bahwa pemicu tertentu dapat memicu serangan migrain. Pemicu ini bervariasi, pun dapat termasuk: gangguan tidur, stres, perubahan cuaca, gula darah rendah, dehidrasi, cahaya terang dan suara keras, perubahan hormon, makanan yang mengandung aspartam, makanan yang mengandung tyramine (keju, produk kedelai, dll), kafein, dan alkohol.