Intisari-Online.com - Tak bisa dipungkiri, migrain adalah jenis sakit kepala yang paling umum. Migrain ini dikenal pula sebagai ‘sakit kepala sebelah’. Data statistik dari National Headache Foundation di Chicago, AS, seperti dilansir dari sciencedaily.com, menyatakan bahwa wanita lebih rentan terkena migrain hampir tiga kali lebih sering daripada pria.
"Perubahan hormon berperan besar dalam munculnya kemungkinan migrain yang lebih tinggi pada perempuan," kata Michael A. Moskowitz, MD, profesor neurologi di Harvard Medical School, Massachusetts General Hospital di Boston.
Sakit kepala migrain dapat terjadi secara berbeda pada tiap orang, tetapi biasanya menyerang penderita selama empat hingga 72 jam. Bahkan, tak jarang beberapa orang mengalaminya beberapa kali saban bulan. Sebagian besar penderita migrain ini akan mengeluhkan adanya denyut atau nyeri pada satu sisi kepala, penglihatan kabur, kepekaan terhadap cahaya dan suara berkurang, mual, dan muntah. Sekitar satu dari lima penderita migrain mengaku mengalami gangguan visual atau pun sensor sebelum timbulnya sakit kepala.
Nah, berikut ini ada beberapa faktor risiko yang diidentifikasi dapat meningkatkan kemungkinan seseorang menderita migrain:
Para peneliti juga telah mengetahui bahwa pemicu tertentu dapat memicu serangan migrain. Pemicu ini bervariasi, pun dapat termasuk: gangguan tidur, stres, perubahan cuaca, gula darah rendah, dehidrasi, cahaya terang dan suara keras, perubahan hormon, makanan yang mengandung aspartam, makanan yang mengandung tyramine (keju, produk kedelai, dll), kafein, dan alkohol.