Anak Ngorok Diintai Masalah

Nur Resti Agtadwimawanti

Editor

Anak Ngorok Diintai Masalah
Anak Ngorok Diintai Masalah

Intisari-Online.com - Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan 5 Maret lalu dalam jurnal Pediatrics menyatakan bahwa anak-anak yang mendengkur atau sleep apnea -jeda panjang dalam bernapas selama tidur- cenderung bisa memiliki masalah perilaku dibandingkan dengan anak-anak yang bernapas normal saat tidur.

Setelah mengamati lebih dari 11.000 anak-anak selama enam tahun, para peneliti menemukan bahwa anak-anak dengan masalah pernapasan saat tidur setidaknya 40 persen lebih mungkin memiliki masalah perilaku. Misalnya, hiperaktif dan agresif pada usia 7 tahun. Masalah pernapasan yang dapat terjadi selama tidur, antara lain sering mendengkur, bernapas dengan mulut ternganga, juga sleep apnea.

"Ini adalah bukti terkuat hingga saat ini bahwa mendengkur, bernapas dengan mulut, dan sleep apnea dapat menimbulkan konsekuensi pada perilaku dan sosial-emosional yang serius bagi anak," kata pemimpin penelitian, Karen Bonuck, di Albert Einstein College of Medicine, Yeshiva University, New York, AS.

"Orangtua dan dokter anak sama-sama harus lebih memperhatikan adanya gangguan pernapasan saat tidur pada anak-anak, mungkin pada awal tahun pertama mereka," katanya.

Berdasarkan data American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery, sekitar 1 dari 10 anak mendengkur secara teratur, dan 2 sampai 4 persen mengalami sleep apnea. Masalah pernapasan adalah yang paling umum terjadi pada anak-anak dengan usia 2 dan 6 tahun, tetapi juga dapat terjadi pada usia yang lebih muda.

Penyebab umum masalah pernapasan adalah pembesaran amandel dan kelenjar gondok, yang ditemukan di bagian atas tenggorok. Penyebab lainnya adalah obesitas, kelainan bentuk tengkorak dan wajah, dan ketidakmampuan otak untuk mengontrol pernapasan. Bonuck dan rekannya menganalisis 11.000 anak yang terdaftar dalam penelitian Inggris. Mereka membandingkan 5.000 anak dengan pernapasan normal dengan sekitar 6.000 anak yang memiliki masalah pernapasan pada saat tidur.

Ketika mereka mencapai usia 4 dan kemudian pada usia 7, orangtua mereka menyelesaikan kuesioner yang dirancang untuk mengukur lima jenis perilaku. Perilaku tersebut, diantaranya hiperaktif, gejala emosional seperti kecemasan dan depresi, masalah hubungan dengan teman sebaya, masalah perilaku seperti patuh-tidaknya pada aturan, dan perilaku sosial terhadap orang lain.

Anak-anak yang mengalami masalah pernapasan pada usia 6 bulan memiliki risiko 50 persen terkena masalah perilaku pada usia 7 tahun dibandingkan dengan anak yang bernapas normal saat tidur. "Peningkatan terbesar adalah pada hiperaktif. Tapi kami melihat peningkatan yang signifikan di semua lima langkah perilaku," kata Bonuck.

Bonuck merekomendasikan bahwa orangtua yang mencurigai anak mereka punya masalah pernapasan saat tidur sudah seharusnya berkonsultasi dengan dokter anak. Bila perlu, dievaluasi oleh dokter spesialis THT. (myhealthnewsdaily.com)