Tanpa Penyesalan, Tua Bahagia

Nur Resti Agtadwimawanti

Editor

Tanpa Penyesalan, Tua Bahagia
Tanpa Penyesalan, Tua Bahagia

Intisari-Online.com - Ada pepatah yang mengatakan, "Jalani hidup dengan ikhlas". Mungkin ada benarnya juga. Ternyata, pemindaian otak mengungkapkan bahwa menjalani hidup tanpa penyesalan mungkin menjadi salah satu kunci bahagia saat usia tua. Seberapa menyakitkan penyesalan tersebut, para ilmuwan berpikir bahwa menjalani hidup tanpa ada rasa penyesalan itu dapat membantu kita membuat pilihan yang lebih baik di masa depan, seperti dilansir dari livescience.com.Untuk melihat apakah melepaskan penyesalan dapat dihubungkan dengan kesehatan emosional ketika seseorang memasuki usia tua, peneliti menganalisis scan otak dari tiga kelompok orang dewasa muda rata-rata 25 tahun, serta orang dewasa tua yang depresi dan orang dewasa tua yang sehat, dengan rata-rata usia 65 tahun.Para peserta kemudian diminta untuk memainkan sebuah permainan komputer di mana mereka membuka serangkaian kotak secara acak. Permainan tersebut menyebabkan peserta harus kehilangan semua uang yang telah mereka menangkan. Setelah membuka setiap kotak, mereka bisa memutuskan apakah akan menghentikan atau melanjutkan ke putaran berikutnya.Ketika orang dewasa muda dan dewasa tua yang depresi menemukan bahwa mereka telah melewatkan kesempatan untuk mengumpulkan lebih banyak uang, mereka mengambil lebih banyak risiko di putaran berikutnya. Namun, orang dewasa tua yang sehat tidak benar-benar mengubah perilaku mereka, sama seperti yang diperkirakan."Tampaknya menjadi penting bagi kesehatan emosional kita untuk beradaptasi terhadap perubahan tuntutan hidup saat kita tua - yaitu, untuk tidak melihat ke belakang dalam kondisi marah dan untuk fokus pada hal positif," kata peneliti Stefanie Brassen, ahli saraf di University Medical Center Hamburg-Eppendorf di Jerman.Selain itu, scan otak menunjukkan bahwa aktivitas di daerah otak yang disebut ventral striatum, yang terkait dengan perasaan menyesal dan juga kecanduan, dan di anterior cingulate cortex, yang terlibat dalam mengatur emosi, adalah serupa antara orang dewasa muda dan dewasa tua yang depresi. Sebaliknya, orang dewasa tua yang sehat menunjukkan pola yang berbeda dalam aktivitas otak yang menunjukkan bahwa mereka cenderung lebih sedikit mengalami penyesalan dan adanya pengaturan emosi yang lebih efektif.Para peneliti menyarankan bahwa orang dewasa tua yang sehat dapat menggunakan strategi mental yang bisa membantu untuk menghindari penyesalan. Sementara, orang dewasa tua yang depresi mungkin menyalahkan diri sendiri karena hasil yang mereka dapatkan. Jika demikian, ada kemungkinan untuk melatih orang menggunakan strategi mental untuk membantu menjaga kesehatan emosional mereka di usia tua."Jadi, temuan kami membuka perspektif baru bahwa tidak hanya untuk pengobatan depresi pada usia tua, tetapi juga strategi pencegahan untuk menjaga kesehatan emosional ketika kita tua kelak." Sudah siap untuk hidup tanpa penyesalan?